Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

Sunday, August 21, 2016

#PetuahBijak #TentangPERKAWANAN

Dalam suatu ruang kelas seorang pelatih berpesan bahwa kita ditakdirkan mengenal dunia haram jadah dan sajadah, namun ingat jangan sampai terjerumus menjadi penikmat haram jadah.

Bangun jaringanmu untuk mendapat informasi faktual, cermat, obyektif, lengkap, terkini, tepat waktu. Dengan kata lain, kehidupan di dunia ini adalah kegiatan mencari jawaban terbaik guna mendapatkan solusi terbaik. Untuk memperoleh jawaban terbaik itu maka perlu pengorganisasian, yaitu membangun jaringan, menjaga jaringan dan memutuskan jaringan.



Tanpa jaringan mustahil kita dapat hidup sebab kita mahluk sosial, yang terus menerus memperoleh informasi dari sebuah jaringan.



Jaringan ini adalah kawan, musuh, atau apapun yang bisa saling memberikan informasi. Namun ingat ada saatnya kita harus memutuskan JARINGAN. hingga tak ada konektivitas agar keputusan yang kita ambil tak subjektif. lepas dan tinggalkan jika perlu lenyapkan.



dan perlu di ingat Jangan pernah minum minuman keras dengan orang asing tanpa didampingi teman kita yang tidak minum! Atau tinggalkan sama sekali !



Seseorang yang memegang rahasia ibarat pemuda yang memiliki cerita untuk mempesona dan menarik perhatian setiap gadis cantik. Janganlah bercerita atau hindari gadis-gadis cantik tersebut!
dan jangan pernah bercerita pada temanmu yang bermulut manis menikam di belakang tinggalkan !

Jangan menjadi lemah hanya karena penghinaan dan cemoohan masyarakat tentang duniamu tetapi tingkatkanlah profesionalisme walaupun tidak ada penghargaan dan tidak ada yang melihatnya

 Dalam kelas ini kita siap berkorban dan siap dikorbankan namun, jangan menangisi nasib anda bila suatu hari menjadi korban.


Mereka yang dinyatakan sebagai korban seluruhnya pernah bekerja dan kemudian berkhianat atau berniat berkhianat? Oleh karena itu, jangan risau dengan tuduhan sepihak yang negatif terhadap dirimu, tetaplah profesional bekerja. #MDRCCT

Friday, February 19, 2016

Anak Muda Merantaulah

Berhidjrah adalah pesan Nabi untuk umatnya. 

10 Manfaat Yang Didapat Seorang Perantau

Ketika akan kuliah (merantau) ke kota lain tentunya sangat menyenangkan bagi seorang remaja. Yang membuatnya senang adalah merasa bebas, mau melakukan apapun tidak ada yang melarang, tidak ada lagi yang memarahinya saat pulang terlambat, keuangan pun diatur sendiri, dll.

Namun, level masalah yang dihadapinya pun semakin tinggi. Ia harus melakukan semuanya sendiri, tak ada lagi orang tua yang biasa mengurusnya. Dan saat merantaulah ia banyak belajar. Berikut manfaat saat seseorang merantau.

Menjadi Orang Yang Mandiri
Jauh dari orang tua membuat kamu menjadi orang yang mandiri, sesuatu yang kamu lakukan, akan kamu lalukan sendirian. Ini yang membuat kamu tumbung menjadi pribadi yang mandiri. Bagi mereka yang tinggal dengan orang tua kemungkinan jarang mampu melakukannya.

Menjadi Orang Yang Bertanggung Jawab
Kamu dipercaya untuk tinggal berjauhan dengan orang tua kamu adalah sebuah tanggung jawang yang besar dan ini harus dijaga. Hanya orang perantau yang tau bagaimana menjaga kepercayaan tersebut.

Mudah Beradaptasi
Pada saat merantau kamu akan merasakan dan mengalami banyak perbedaan budaya. Perlu pengetahuan yang cukup tinggi untuk bisa beradaptasi dengan sebuah lingkungan baru. Mempelajari lingkungan dan budaya di tempat tinggal baru harus dilakukan. Dan anak perantau pasti sudah tau caranya beradaptasi dengan baik.

Bisa Survive (Bertahan)
Saat uang mulai menipis, persediaan beraspun hampir habis. Sementara kiriman dari orang tua baru datang 2 minggu lagi. Cara yang sering dilakukan adalah meminjam uang pada teman yang punya duit lebih dari kita. Atau menjalin silaturahmi ke kontrakan teman yang punya beras masih banyak. Saat jauh dari orang tua, kamu akan melakukan segala hal untuk bisa bertahan. Dan inilah yang membuat kamu menjadi lebih tahan terhadap halangan dan rintangan karena terbiasa melalukan segala hal dengan sendiri, tanpa bantuan dari orang tua.

Menyukai Tantangan
Tinggal di sebuah lingkungan baru akan mempertemukanmu dengan berbagai macam halangan dan rintangan. Cepat atau lambat kamu akan mampu mengatasi halangan dan rintangan tersebut karena sudah terbiasa menghadapinya.

Berani Mengambil Resiko
Saat orang - orang mengambil keputusan dengan penuh pertimbangan, Kamu akan menjadi karakter yang lebih berani dalam memutuskan sesuatu. Karena selama didalam perantauan kamu sudah terbiasa dengan hal tersebut.

Lebih Mudah Mengikhlaskan Sesuatu
Selama menjalani kehidupan di tanah rantau, pasti banyak hal yang berjalan tidak sesuai dengan yang kamu harapkan. Saat kamu berada bersama orang tuamu mungkin kamu bisa mencari jalan pintas dengan memanfaatkan relasi yang dimiliki orang tua kamu. Tapi di tanah rantau kamu akan belajar makna dari sebuah keikhlasan.

Memiliki Manajemen Diri Yang Lebih Baik
Uang yang dikirim orang tua harus dapat kamu perhitungkan hingga kiriman selanjutnya. Kamu akan mengelola keuangan sendiri dan mengelola waktumu sendiri. Ini akan menjadikanmu manajer terbaik untuk dirimu sendiri.

Melihat Sesuatu Dari Dua Sisi
Bagi mereka yang belum pernah merantau, mereka akan terbiasa melihat hanya dari satu sisi. Tapi kamu yang sudah terbiasa hidup dengan berbagai golongan akan dapat memahami sesuatu dari dua sisi.

Tidak Menjadi Orang Yang Arogan
Mungkin saat berada dikampung halaman, semua orang mengenal ka

mu karena bapakmu adalah petinggi di desamu. Akan tetapi di tanah rantau kamu memulai semua dari nol. tidak ada latar belakang yang membangun penilaian terhadapmu. Semuanya kamu sendiri yang memulai.

Berbahagialah kalian yang diberi kesempatan untuk bisa merantau. Tidak banyak orang yang bisa merasakan hal tersebut. Bagi kamu yang saat ini masih bersama orang tua, tidak ada salahnya mencoba hal yang baru. Keluar dari zona nyaman untuk membangun karakter menjadi lebih baik

http://www.seduhkopi.com/2016/02/10-manfaat-yang-didapat-seorang-perantau.html?m=1

Saturday, October 10, 2015

Kritik Pedas Untuk Berubah Atau Di Ubah Zaman

Bibirnya ðŸ’‹ðŸ‘…👄 tuh gak tahan banget deh ... merobek, menyayat, menusuk seperti sembilu di hati, PEDES,,, wkwkwkkwkwkw Ujar seorang kawan, dalam pengakuannya kepada saya, di diskusi group.
Alhamdulillah bahasa bibir itu dgn sedikit sabar ternyata dikemudian hari merubah mindset saya tentang petualangan yang mesti disertai kemampuan menulis & bagaimana membuat sebuah konsep kegiatan alam terbuka menjadi riset kecil2an.
Yah, itulah BIBIR, LIDAH dalam soal kritik mengkritik, sayapun kadang merasakan pedih euyyyy, namun saya tidak anti kritik, karena apa yang terjadi saat ini adalah berkat kritik di masa lampau oleh para senior ataupun orang terdekat, kritik itu mampu saya sintesa dalam pemacu dan perbaikan hidup saya,
"Apa yang elo rasakan kalo ada orang yang mengkritikmu?", saya menjawab dengan mudah saja. Sangat senang, karena orang itu masih perhatian dengan saya. Apalagi jika seorang wanita yang mengkritik saya...... yakin tuh cewek jatuh lope kwkwkwk.
"Yang kita cari apa yang benar, bukan siapa yang benar" - Emha Ainun Nadjib
Mohon maaf, jika bibir ini menyayat pikiran2 kalian, dan mohon ampun pada gusti allah, saya cuma manusia biasa yang menginginkan perbaikan, life about choice and responsibility. "Berubah atau di rubahboleh zaman"

Wednesday, September 16, 2015

Saya Takut Kaya

Saya #TakutKaya ujar seorang Teman.

Sebagian besar orang bekerja untuk kaya, bukan sebagian besar lagi tapi bahkan ini impian manusia yang ada di bumi, aneka seminar dan pelatihan di gelar untuk menjadi pengusaha dengan mimpi KAYA.
Suatu saat saya sedang ngopi di sebuah warung kopi, yang kebetulan pemilik warung adalah teman, yang kemudian saya sebut mas Bro dan tiba2 seorang teman yang juga temannya pemilik warung ikut duduk bareng berdiskusi seperti dahulu saat masih sama2 menjadi aktivis, kawan kami yang satu ini adalah bisnisman dan selanjutnya saya sebut Bedul.
Dalam perdiskusian si bedul menyebut kawan lamanya mas bro ini adalah salah satu orang yang di anggap cukup syarat untuk bisa kaya, karena pekerja keras dan orang yang telaten, hidupnya gak neko neko alias lurus2 aja san inti pembicaraan ingin mengajak mas bro ini untuk berbisnis dengan logika yang masuk akal bisnis yang di tawarkan, perdiskusian semakin panas, namun mas bro sambil sesekali melayani tamu di warungnya, menjawab pernyataan kawannya bedul.
Dengan senyum simpulnya dan mengucap istigfar "saya takut kaya" mas, Saat itu saya kaget… ternyata ada orang yang TAKUT kaya…

Dia sangat faham… kalau menjalankan bisnis resikonya kaya. Lalu saya tanya: kenapa anda takut kaya?

Saya takut hubbuddunya saya takut cinta kepada dunia karena jika saya kaya maka saya takut mengejar dunia, cukup dengan motor itu saya usaha, cukup dengan warung kopi ini saya berusaha, jika saya sukses dengan bisnis itu pasti saya akan mengganti dengan mobil baru, jika saya bisa membuka cabang bisnis yang kamu tawarkan pasti saya akan membuka cabang, dan pasti saya tergiur membeli aset yang lain, bahkan bisa jadi saya tergiur mengganti istri saya dengan yang lebih muda, karena itu saya takut kaya kawan, setelah saya sadar , bahwa buat saya hidup di dunia ini tidak untuk mengejar dunia.
Terdiam saya seketika itu, dan teman saya yang bisnisman itu memutar otak untuk mencairkan suasana diskusi.
Sayapun iseng, kalau gw cuy, cukup syarat gak jadi orang kaya? Bedul menjawab cukup sekali, cuma 1 syarat yg kurang! apaan cuyy tanyaku, ?
Pendamping hidup kau..!!
Djiamput umpatku, kopi yang ku seruput tersembur mendengar syarat yang itu,
Tertawalah kami terbahak bahak bersama.
Dalam hati kampret juga nih kawan, tapi mas bro ini, hmm ada yaa orang kayak gini, ustad bukan, orang yang dianggap alim juga enggak, padahal dulu paling sering ngajak cari meong atau tuak tapi kayaknya hidupnya sudah lempeng, semenjak menikah dan punya anak,
Biasanya orang ketika di ajak diskusi tentang bisnis langsung antusias, dan melihat finansial studinya langsung melakukan analisis bila menarik, tapi ini enggak sama sekali. Usai tertawa kami diam seribu bahasa.
Dalam hati saya berdoa
Gusti allah sesungguhnya orang sholeh seperti inilah yang harusnya kaya…
karena kalau kekayaan dipegang sama orang-orang sholeh… insya Allah rahmatan lilalamin, Tapi sayangnya orang sholeh nya tidak mau kaya….Orang kayanya tidak mau sholeh.

Seorang gaek tua yang duduk di pojok menyeruput kopinya sambil memperhatikan kami, dan tersenyum mengangkat cangkir kopinya dan meminta izin bergabung dalam diskusi,
Dalam hati saya pasti gaek tua ini tertarik dengan bisnis yang ditawarkan oleh kawan yg bisnisman ini,
Sanak boleh datuk ikut berdiskusi, ohh silahkan pak ujar bro b yang pemilik warung.
Diskusipun makin hangat, sang datuk bercerita tentang syarat menjadi kaya yang di ridhoi oleh gusti allah.

Nak kalian kerja semua, tanyanya ? Iyaa pak jawab kami serempak,!! 
Untuk apa kalian kerja ? menambah dan menumpuk kekayaan? Semua orang ingin hidup mewah bukan?
Sebab, siapapun di dunia ini pastilah ingin hidup yang serba bekecukupan, bahkan kalau bisa berlebih-lebihan. Karena dengan memiliki uang yang banyak atau penghasilan yang besar kita bisa memenuhi segala kebutuhan hidup. Apalagi di tengah peradaban yang kian maju, benarkan nak seru sang datuk !!
orang-orang sepertinya menghalalkan gaya hidup hedonisme. Materi menjadi tolok ukur eksistensi seseorang. Karena itu tidak heran jika orang yang kaya, memiliki banyak uang, biasanya secara tidak langsung akan mendapat status sosial yang lebih tinggi di masyarakat.
Mereka dianggap lebih terhormat dan disegani. Berbeda dengan orang yang serba berkekurangan, orang miskin, tidak punya pekerjaan, atau bahkan tidak punya tempat tinggal.
Orang-orang seperti ini biasanya dianggap remeh, dan tidak jarang yang harga diri mereka direndahkan. Dengan kekayaan, apa saja bisa dilakukan oleh manusia. Dunia memang penuh gejala aneh-aneh. Dan inilah kemahakuasaan Tuhan.
Banyak orang ketika muda berlomba-lomba mencari harta benda, kekayaan 
dan uang dengan harapan kelak hidupnya akan lebih sejahtera dan bahagia. Hidupnya diombang-ambingkan oleh nafsu dan kerakusan akan kekayaan. Dengan uang, orang dapat menikmati segala kemewahan dan gemerlap hidup, serta berfoya-foya.

Orang berlomba untuk mengeruk kekayaan, menguras isi alam untuk 
kesenangan sendiri tanpa pernah mau tahu penderitaan orang lain. emang benar, agama juga mengajarkan agar kita terus meningkatkan taraf hidup. Akan tetapi bukan berarti kita kemudian seenaknya berbuat untuk memperoleh 
dan memanfaatkan kekayaan itu.

Seperti yang dikatakan Mahatma Gandhi, Tuhan tak pernah menciptakan lebih dari apa yang betul-betul diperlukan pada saat tertentu. Barang siapa yang meraih lebih dari keperluannya berarti melakukan pencurian. Dan itu sudah merupakan penderitaan bagi orang lain.
Upss datuk ini bacaaanya gandhi, wahhh dalem euuyy ,
Kemudian datuk terus mengoceh hubbudunya,… bukan penyakitnya orang kaya saja nak !! orang miskinpun banyak yang menderita penyakit hubbudunya…
Bedul, nyeletuk " jadi tuk , Kalau begitu masalahnya bukan di kaya atau miskinnya… tapi bagaimana sikap kita terhadap harta".

Datuk terus mengoceh.."Kalian harus kaya seperti kayanya Abu Bakar ashidiq….Seperti kayanya Umar bin khotob dan Seperti kayanya usman bin affan…Karena kekayaan merekalah… kita bisa berjaya…"

Nah orang2 kaya yang hidupnya berfoya2 hedon, adalah mereka yang tak cukup syarat menjadi orang kaya walau hartanya banyak, tapi miskin akan amal.
Kekayaan itu sangat gampang menghancurkan hidup manusia. Karena dengan harta (kekayaan) manusia bisa memperoleh segala yang diinginkan. Namun perlu diingat bahwa segala yang kita inginkan bukanlah yang kita butuhkan. Maka dari itu, kita harus benar-benar bisa memanfaatkan kekayaan yang kita punya agar selalu berlandaskan dharma atau kebenaran.

Manusialah yang harus mengelola dan mendayagunakan materi dan bukan sebaliknya, diperbudak materi. Kuncinya, bersyukurlah atas anugrah yang diterima dengan cara Satwika (halal).

Jadi syarat kaya adalah mengamalkan 2 warisan nabi, alquran dan al sunah, Syarat berikutnya ketika separuh dari hartamu bisa kau sedekahkan untuk yang berhak maka kekayaanmu terus mengalir.
Dengan kekayaanmu maka kamu bisa membangun negeri ini, kalian bisa membangun desa, kalian bisa membangun pesantren dan kita berjaye...Ingat syarat kaya itu saja..
Dalem euuyy datuk ini berkata. ....

Sunday, March 15, 2015

Kegilaan Kami adalah Ide Liar Yang Lahir Bukan Dari Batok Tempurung di Kepalamu

  

Kalian boleh cemoohkan aku, boleh anggap aku gila saat ini, tapi tepuk tangan mu  dan jabat tanganmu nanti tak lain seperti penjilat.
 
Sebagian orang menganggap Ide-ide liar atau apa yang saya lakukan adalah gila....!!!

Tapi itu kata sebagian orang yg hidup dalam kenyamanan, dan hidup dalam tempurung kemalasan.

Ketika saya takut pada DO "drop out" ketakutan itu datang dalam mimpi disaat malas, namun seketika saya berjam2 duduk menghadap komputer, menganalisa isi tulisan, menjadi sebuah kerja keras, itu semua bisa mengalahkan ketakutannya dan berhasil mewujudkan mimpi.

"Seseorang pasti bisa mencapai apa yang dia inginkan dengan kerja keras dan keyakinan."

So jika saya gila, maka sebutan untuk kalian yang tepat adalah "manusia sekarat !"

Thursday, March 6, 2014

Kesejatian Manusia

Manusia sejatinya merupakan cetak biru yg dikehendaki oleh sang pencipta di antara seluruh ciptaan-Nya di atas jagat raya ini. 

Sama halnya dalang, sejatinya menciptakan tokoh-tokoh yang dikehendaki, dan yang mempunyai peran masing-masing.... sang tokoh mengenal siapa dirinya,dan apa perannya, karena itulah antara tokoh dan dalang terjadi komunikasi dua arah.....yang harmonis .

Maka, fahamilah definisi dirimu sendiri sebelum engkau mendefinisikan orang lain.

Definisikanlah dirimu dengan sesungguhnya; siapa dirimu? Dari mana kau berasal? Bagaimana engkau diciptakan? Apa yg harus kau lakukan? Kemana engkau akan menuju? Telusuri terus hingga engkau benar2 mengenal akan dirimu.

"Man 'arofa nafsahu faqod 'arofa robbahu" yang artinya barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.

“Jika Anda menanyakan dimana rumah Tuhan, jawabnya tidaklah sulit. Allah berada pada dzat yang tempatnya tidak jauh, yaitu bersemayam di dalam tubuh. Tetapi hanya orang yang terpilih yang bisa melihatnya, yaitu orang yang mensucikan dirinya.”

Wednesday, July 31, 2013

Sebuah CURCOL dari waktu ke waktu : SENDIRI MENANTI, Takut Malu Bertemu, "Nanti Kalau Sudah Waktunya", Sederhana Saja..........

SENDIRI MENANTI 

Akankah kesendirian menemani saya seumur hidup?Ataukah sebaliknya.
Well.. buat yang merasa 'sendiri', saya punya cerita menarik. Ayo... move on !! Ini penting dilakukan, untuk menjaga jantung tetap sehat #apasih.

Maksudnya melupakan segala permasalahannya jika tak bisa kelahin hati, buang jauh-jauhluka dan amarahmu, ini move on versi gw” mungkin versi kamu, kalian, dia beda.

Ini adalah kisah hidup ditahun 2007 saat detik-detik droup out dari kampus tiba, dalam 1 semester dapat 3 surat cinta dari DEKAN.Tiba-tiba di kantin waktu saya sedang minum kopi hitam, seorang adik Tingkatduduk di sebelah. Membicarakan peringatan DO. Membicarakan seminar hasil.Mungkin dia salah bertanya pada saya.

Senior:“Aduh (do it), kerjain skripsi and sering-sering ketemu dosen pembimbing nih kuncinya cuy, ambo la sering nian dapat peringatan DO lagi, lagi pula kau ni baru semester 14,”
Tiba-tiba Saya tergelitik melihat ponselnya, ia banyak menyimpan foto wanita,macam tentara atau polisi lagaknya menyimpan biodata,

Senior“waduh kau nih menyimpan foto wanita banyak kali, sepertinya mereka adalahtarget operasi intelejen,u” ujarku dalam sendau gurau
Saya tahu dia seperti apa. Hidupnya tidak bisa 'sendiri' harus didampingi. Bahkan begandeng dengan 2 wanita itu biasa baginya, kalau 1 wanita barulah bertanya ..si anumana, yang itu gak bareng....
Senior : -Astaga... perempuan semua cuy

Adik Tingkat: Iya lah bang... itu kriteria ambo galo.

Senior “Cariinbuat abang dong cuy...buat menemani abang wisuda, masa 9 tahun kuliah tak ada pendamping....ntar
Adik Tingkat -*menelan ludah* “Hahaha... mana ada ambo punya kenalan selera abang kan tinggi, tenggoklah mantan abang lalu, tinggi besak, poteh, primadona fakultas tu bang, “
Senior : Sialan lu! Tau aja...
Senior : -Hahaha...cari tuh yang berkarakter, yang pintar and pekerja keras, kalau cantik ituhanya fisik saja biasa, tapi kalau kriteria itu ada semua namanya rezeky *tertawa*
Adik tingkat: “bang Mereka ini pintar dan pekerja keras. Buktinya, mereka bisa lulus UMPTN and masuk di kampus negeri, UNIVERSITAS NEGERI RAFRESIA
.Senior : -Iya deh... terserah elu.Hening....sambil meneguk kopi
Adik Tingkat : bang... lu gak minat pacaran lagi?
Senior  -Ha? Kuanpret....Ulangi? *serius ini gw budek*
Adik Tingkat: Pacaran? Bang....masih gak denger.....

Suasa didalam kampus pada melihat kami yang duduk di pojokan
Senior : -Oooh...*minum kopi dan lanjut menghisap rokok* ....Senior  : -Emang harus ya pacaran? Gw dahpernah rasanya gitu-gitu aja, berantem, kost-kost, r#nj$ng...bantui ngerjaintugas, nganter kesana, kemari, nemenin di lab.
adik tingkat : aje gile lo bang....Haruslah... kalau lu gak pacaran lagi entarnikah gimana?
Senior  -Hahaha.... gue akan nikah tapitidak saat ini. Serius. I Have dream

Senior  haduh Cuy *ditoyor habis-habisan pedes amatni omongan* kalau bukan kawan akrab dah gw sikat loe

Adik Tingkat:Ntar.. kalau lu gak nikah. Gak ada yang ngurus loh pas tua..
Senior  -Panti Jompo banyak coy... gakusah kuatir
Adik tingkat: Idih...
Senior  : -Dengerin ya.. planning masa depangue... gue akan kerja keras. Menabung. Gue akan membuat asuransi buat diri gue.Gue kuliah lagi, punya usaha sendiri, Kalau ada 'apa-apa' gue diurus asuransi.Gimana? ide yang bagus kan?
adik tingkat : PARAH LO bang!!! S1 aja 9 tahun apalagi S2,....kwkwkkw..

Senior  Sialan loe,,,,,namanya juga mimpi cuy...

Adik Tingkat: Bang Lu harusnya tau... move on lah bang, janur kuning sudah melengkung.Kalau masa tua lu sendirian gimana?
Senior : -Ah...berisik...
Adik tingkat: aduh bang muka lo serius amat. Becanda gue.
Eh.. tapitadi abang bilang apa? Asuransi? Ide yang bagus. =p


Senior : Sory cuy gw tinggal dosen-dosenpembimbing lah sudah pada datang.....iye lupa, gw boking satu tuh ya buatpendamping wisuda.....aje....gak buat macem2...oke.

Takut Malu Bertemu 

Sebenarnya yang paling menakutkan menyukai seseorang adalah bertemu denganorang itu sendiri. Takut keliatan jelek, takut salah ngomong, dan takut takutyang lainnya.apalagi saat ini takut dan malu bahwa saya pernah punya salah,Itulah mengapa aku sering menghindar sejauh-jauhnya. Karena ya itu tadi, takut.

Lebih baik tidak bertemu dan menyimpan perasaan dengan sungguh-sunggu.Daripada bertemu, kalau dia tahu. Malulah aku.

Pengalaman aku cukup rumit soal temu bertemu ini. Jika terpaksa harusbertemu dengan terpaksa, kalau bisa jangan sok lucu. Tapi ya mau gimana lagiaku kan emang lucu *skip*

Terus, kalau misalnya ketemu, kalau bisa jangan lama-lama. Tau dongrasanya. Deg deg juaaar... ngomong jadi belepotan gak jelas. Kaki seribupunberaksi. Melangkah dengan pasti. Meninggalkannya pergi. Sejauh mungkin.

Iya payah. Terserah deh terserah. Perasaan elo dulu play boy deh,kagak tau malu, malah sering kali ke GR-an

Namun sepengalamanku (lagi), saat ketemu tuh harus yah... minimal bersolekdikit lah... namun sesudah ketemu, taukah kamu, bahwa hasil bersolek sudahbubar semua. Apalagi saat foto bersama misalnya. Itu pasti jadinya jelek tiadaterkira.

Tapi gak papa... yang pasti suatu saat aku harus temui? Seharusnya malu dantakut bisa menjadi nomer sekian.

Tapi gak bisa. Itu sudah sulit sekali untuk diminimalisir.

Sekian post ngawur  malam ini. Pelukcium untuk seseorang disana yang masih tersimpan di hati, aku takut dan malu,namun ingin bertemu.

"Nanti Kalau SudahWaktunya" 

Gue senang mendengar teman-teman bercerita tentang perjalanan cinta mereka.Walau jenuh dan bergulat di cerita yang masih sama. Namun gue senangmendengarnya. Kisah mereka unik, mengulik dan membuat inspirasi.

Gue sebagai teman yang rese pun sering berkomentar. Membuat ulah dansaran-sarang yang gak masuk akal. Sekadar ikut nimburung, ikut tertawa, danikut men"cie-cie"kan.
Selebihnya gue diam.

Gue kadang-kadang berceletuk "yaelah... gitu doang" atau"ayo dong pastikan",
"mau sampai kapan sih?" atau "siapa lagi sekarang?"

Namun teman-teman gue baik semua. Mereka jarang beceletuk "Jomblosih", namun mereka lebih sering menggunakan kiasan yang lebih apik,misalnya "jack  sih dah gak adaperasaan"
Hem... separah itukah aku? Ini sudah kepala 3 belum juga berubah.

Selalu berkeluh kesah dalam kerindu, menaruh hati kepada si abstrak yang telahkutinggalkan dan meninggalkan dan entah apakah dia masih dapat ku lukiskanbayang wajahnya.

Selalu komentar sok bijak. Padahal komentarku cacat permanen.
Sebenarnya, gue sendiri sadar. Akan keberadaan si dia, sia dia, dia, diayang cuman ada di hayalan --"

Tapi gue gak berani berkespetasi tinggi. Gue gak berani berharap lebih.Karena sakit hati, sembuhnya gak cukup sekali atau gak cukup minum obat sehari3x.

Inspirasi cerita gue kadang-kadang dari masa lalu, yang sebenarnya nggakpernah menjadi awal. Sampai pada akhirnya, gue kadang-kadang memosisikan dirigue di antara mereka.

Bagaimana mereka tersenyum karena rindu, menangis karena sudah terlalupilu, dan tertawa karena dia lucu.

Gue mencoba memahami itu.
Namun.... pada akhirnya seorang teman berkata "nanti kalau sudahwaktunya, kamu akan merasakan seperti kita ky. Sekarang dengarkan kami sajadulu"

Lalu aku diam, berdoa, dan mengaminkan. Entah kapan waktu "itu":)

Aku merindukanmu.........

Sederhana Saja 

Malam ini, aku merasa sedang berbicara dengan seseorang di atas sana.
Aku baru saja memandang bulan lama sekali. Sambil menunggu angkutan umumdatang menjemput. (Dah hampir 5bulan tak kebut-kebutan dijalan menunggani si kebo atau si badak semuanya lagirawat inap alias turun mesin.)

Lama juga aku terpana dengan lampu-lampu jalanan, suara bising kendaraanberoda dua, harum asap sate yang mengebul dari pendagang kaki lima,hemmmkriuk-kriuk deru cacing dalam perut menggelora(suara perut yang kelaparan berharap masakan dirumah selalu menyapaku)dansuara hatiku sendiri.

Sudah pukul delapan malam lebih rupanya aku berada di sini. Aku senangmemerhatikan. Memerhatikan mereka yang bercengkrama sambil menunggu angkotdatang. Tidak lupa aku berdoa dalam hati. Semogajakarta kota kelahiranku, tempat aku mengadu tetap aman dan selalu baik hati, semogakamu dalam lindungan tuhan dalam perjalananmu pulang atau pergi, hati-hatihujan dan jalan lincin dimalam hari.

Aku merasa sedang berbicara dengan dia yang sudah pergi. Sudah pergimeninggalkan asaku yang tersisa. Aku rasa jika ada teori bumi itu bulat, perluditinjau lagi kebenarannya. Malam ini aku merasa bulan mengikuti. Bulan itu kansatelitnya bumi. Aku merasa satelit itu mengirim sinyal-sinyal kepadaku. Entahapa. Pesan itu belum kutangkap maknanya.

Bulan malam ini tidak bulat. Tidak juga sabit. Ia hanya putih. Namun putihyang tidak bersih.(mungkin efek hujan,panas,dan cuaca yang pancaroba ini, yang seharusnya saat ini sudah musim panas, namunhujan masih saja tiba tak di duga)Aku rasa itu sebuah lambang bagaimanahidup manusia. Abu-abu warna bulan itu, persis seperti warna yang tidak hitamdan tidak putih. Refleksi hidup manusia yang sedang dilanda kebimbangan.Bingung memilih.

Dalam lamunanku di pinggir jalan, sebenarnya aku ingin bertegur sapa dengansesorang di atas sana. Di samping sana, di depan sana. Di manapun. Sebenarnya.

Namun kala itu angkutan umum sudah datang. Aku naik. Mencari tempat dudukyang masih kosong. Duduk dekat pintu. Angin juga tidak kalah mengejar. Adapesan yang belum ia curahkan. Aku rasa begitu.

Ku simpan rapat-rapat, pesan angin yang berhembus lebih kencang. Sambilmenarik reselting jaket kusamku, Aku menunduk merenung dalam alunan dangdungyang diputar sang supir.

Oh! Ini dia kudapat pesannya. Lebih sering rendah hati. Lebih seringbersabar. Lebih sering lapang dada. Maka 'angin' yang menerpamu lama kelamaanakan semakin  berkurang.

Hahahah ternyata putaran balada dangdut tak selamanya harus seronok, harusbergoyang, cukup menggerakan ujung jempol kaki terasa nikmat juga iramanya.

Aku suka lambang-lambang semesta. Karena itu aku suka mendaki puncakgunung, membus rimba, sungai-sungai dalam lembah, arungi samudra dalam sampan,,telentang diatara butiran pasir, ya itulah aktivitasku dulu......aku rindusuasana-suasana itu suasana tempat pelarianku dan mencari pesan-pesan alam yangmemberiku inspirasi dalam Lamunan sesaat. Dan mungkin itu cara Tuhanmenunjukkan sebuah penerawangan dalam mewarnai hidupku. Sederhana saja. bukan

Saat ini Hanya satu yang bisa kuperjuangkanyaitu bahwa semua manusia sudah punya alur hidup masing-masing. Mungkin duluTuhan telah menyiapkan seseorang untukku, namun karna aku ngeyel dan memintasesuai kriteriaku maka Tuhan memberikan yang terbaik menurut Nya yang diberikanpadaku. Seperti itulah kira-kira alur ceritanya.
Dalam peraduan rasa sepi dan kesepian.

Dear Kamu 

Hai kamu. Sudah lama tak saling membalas. Tidak saling menyapa.Mengungkapkan asa.
Hai kamu. Jika kemudian kamu pergi dan aku berharap kembali, bolehkah akumenunggu dengan pasti. Jawaban tanpa sebuah bertanya. Perjuangan tanpa mengenallelah.
Bolehkah cara bertegur sapa yang terdahulu terulang kembali, tanpa ada rasacanggung dan malu.

Kesibukan kadang boleh menjadi alasan, mengapa setiap jengkal perpisahanharus segera dilakukan.

Sebuah penolakan kadang lebih menyakitkan ketimbang kembali berjuang.
Dan kadang... sebuah penyesalan tidak kalah mengerikan dibandingkanmengharapkan kembali.

Dear kamu yang sempat berjuang, bolehkah kutitipkan kembaliperkenalan yang sempat tertunda, terpendam cukup lama. Tidak pernah adawaktu yang tepat, ketika kamu menyampaikan perasaan. Tidak pernah ada titikyang berada di tengah secara nyata jika pada akhirnya kamu kembali pergi dan takkunjung kembali.

Dear kamu, padahal aku mengharapkan waktu dan titik ituhadir secara bersamaan.
Mungkin bukan sekarang, mungkin esok hari. Jika matahari mengerti kenapa iaharus bersinar cukup terik dan menyengat pada waktu yang tepat.

Bukan pada saat hujan di suatu gedung tua, dengan sebuah teka teki tanpatujuan dan jawaban.

Bukan pula pada saat ketidak siapan menunjukan rasanya.
Dear kamu berjuanglah, menyampaikan salam rindu padalangit ketujuh.

Semoga tidak “terlambat” lagi…

JULI 2013
…………….^$%^#^%^&%*&%^$%#$Jika aku pernah terlambat, aku ingin belajar untuk tidak kehilangannya lagi.
Jika aku selalu terlambat untuk meredam amarahmu, harusnya akubisa bicara mengutarkan masalahku dan mengajaknya untuk bicara terlebih dahulu dengan mengutarakan kata“mengapa”.

Jika aku memang terlambat untuk selalu menyampaikan bahwa akumengasihimu, aku tak ingin terlambat lagi menyadari itu. Aku takut jika sampaiterlambat menyampaikannya ketika rasa gengsi lebih besar dari egoku. Aku takutjika tidak menyampaikan hari ini.

Jika sekarang aku ada di dekatmu, semoga itu belum terlambatuntuk terjadi sekarang. Harusnya bukan masalah siapa yang pertama dan siapayang terakhir, tapi mungkin ketika tidak terlambat menyadarinya.
)*(&*^$%#@@#%^$&^%*&&^

Monday, June 10, 2013

Ceritaku Tentang Waktu : "Jika Waktu mulai bercerita "

Jika Waktu mulai bercerita 


Halo. Namaku Waktu. Aku bekerja selama dua puluh empat jam setiap hari. Aku diciptakan oleh manusia, yang lahirnya begitu saja, tanpa induk, tanpa ada proses pembuahan. Aku selalu bergerak detik demi detik, menit-demi menit, jam demi jam, hari-demi hari dan seterusnya dan aku tak pernah beristirahat. Sesekali penciptaku sering menyadari keberadaanku ketika melihat bajuku, yaitu sebuah jam, berangka satu sampai dua belas. Melihat celanaku, melalui kalender, yang mereka namakan bulan, jumlahnya juga dua belas. Aku heran, mengapa mereka suka sekali dengan angka dua belas. 

Aku mempunyai banyak sebutan di setiap negara. Di dunia aku sangat terkenal dengan nama panggilan time. Bahkan aku sering dijadikan bahan prinsip semua orang "time is money" kata mereka. Aku adalah uang. Wah... ternyata... manusia membutuhkan uang. Sedangkan secara tidak langsung, uang diciptakan olehku. Aku bangga. Penciptaku bahkan tidak mampu membuat uang, tanpa menghitungku terlebih dahulu. 

Manusia kadang membuatku menjadi tameng untuk melakukan tugasnya dan bahkan membenahi perasaannya."Biaralah waktu membunuh perasaanku" begitu kata manusia, atau kata seperti yang di ucapakan seseorang padaku" kesibukan akan membunuh waktu dan ber-irinngnya waktu berjalan akan membunuh perasaan sakitmu" dengan cara sok puitis. Sebenarnya aku tidak suka manusia membuat kata-kata seperti itu. Aku salah apa dengan mereka, sampai mereka menyuruhuku "membunuh". Aku tidak suka membunuh, aku lebih suka membuat damai dan membuat secangkir kopi hitam yang manis, supaya manusia mencicipi manisnya Waktu, dan bersyukur kepada Semesta telah bergandengan tangan denganku. Oh iya... mungkin saja manusia menyuruhku "membunuh", karena mereka memang lebih suka cara instan daripada “menikmati proses kesembuhan”. Aku kecewa dengan penciptaku. 

"Biarlah waktu menyembuhkan perasaanku" hem.. ini lagi.. buatan manusia yang hebat. Aku disuruh "menyembuhkan" mereka. emangnya aku dokter ! atau aku mungkin disangka dukun. Aku punya ramuan apa? Aku juga tidak tahu di mana bisa menemukan obatnya. Tapi "menyembuhkan" masih lebih baik, ketimbang aku disuruh "membunuh". Namun setidaknya, penciptaku harus tahu, aku hanya dirancang untuk bergerak dan menentukan kapan mereka berhenti atau melanjutkan aktivitas. 

Aku terkadang disalahkan karena memutus sebuah pertemuan, dengan gampangnya mereka mengatakan "memang sudah waktunya kami berpisah". Hey... Aku tidak minta kalian bertemu dan berpisah. Kenapa kalian mengatakan, aku adalah sumber dari semua kekacauan ini? Ah... sudahlah... Aku juga mempunyai tanggung jawab untuk membuat indah. Baiklah aku harus terus berjalan, biarkan manusia membenahi sendiri keadaannya. 

"Segala seuatu indah pada waktunya" Aku suka sekali kata-kata ini. Tentu saja bukan manusia yang membuat kata-kata tersebut. Kata-kata itu adalah buatan Pencipta Semesta. Pencipta Semesta membuat aku mempunyai tugas untuk membuat indah, artinya aku merupakan tolak ukur manusia melakukan yang baik. Aku membuat perjanjian dengan Pencipta Semesta agar aku bisa membuat manusia “tidak berhenti berharap”. Aku dan Pencipta Semesta merupakan teman sekerja yang baik bukan? 

Saat musim liburan, beberapa manusia menggunakan aku dengan baik. Namun ada pula yang tetap bekerja, belajar, dan berusaha. Zaman sekarang, aku merasa sedih dan kasihan kepada penciptaku. Aku membuat mereka sulit tidur di malam hari dan selalu bangun di pagi hari, tanpa mengerti datangnya matahari. Itu semua karena pekerjaan mereka harus diselesaikan sesuai kesepakatanku dengannya. "Pekerjaan ini harus selesai pada pukul sekian.

 Tanggal sekian. Bulan sekian. Tahun sekian". Aku kemudian merasa jahat setelah mereka terbelenggu karena aturanku (sebenarnya itu aturan mereka. Namun karena mereka memakai baju dan celanaku. Aku jadi terbawa-bawa)."ah aku jadi ingat angka 10 di kalender setiap bulannya yang selalu di kejar deadline". Aku membuat mereka sibuk. Seakan-akan semua mengejar uang, gelar, jabatan, dan yang paling menyedihkan mereka mengejar kesenangan. Tanpa peduli kesehatan, keluarga, dan sesama mereka. Aku bahkan tidak bisa berhenti untuk menegor mereka. Aku bergerak, membuat irama. Manusia merasa aku semakin cepat berlari. Padahal aku merasa sudah berjalan sesuai dengan aturan manusia. 

Mereka pikir aku diciptkan oleh mereka, padahal aku diciptkan oleh Semesta. Ketika Semesta menyuruhku berhenti, mungkin aku akan benar-benar mati. Seperti manusia kelak pada saatnya. 

Kalau Saja . Waktu . 
Kalau saja aku bisa mengubah waktu menjadi begitu sangat mudah dipahami. 

Kalau saja... Aku bisa memilih waktu mana yang baik untuk dikenang dan waktu mana yang harus dibuang. Kalau saja... Aku bisa menjaga segala sesuatu dengan baik, agar kehilangan tidak terjadi secara cepat, namun perlahan. 

Kalau saja... semua hal bisa ditelusuri tanpa mengenal batas. 
Kalau saja... Kamu tidak berlari lebih cepat dan aku merespon lebih lambat. 
Kalau saja... sebuah pertemuan dengan sejuta angan benar-benar terjadi. Dan waktu memilih. 
Memilih untuk bergerak, memilih agar segalanya terserak. 

Kadang waktu membutakan segala sesuatu. Bukan mata fisik, namun mata hati yang bergulir menari. 
Lalu siapakah yang dapat menebas semuanya. Pikiranku tidak mampu. Hatiku tidak sanggup. Dan ini bukan pekerjaan waktu. Karena waktu hanya bertugas berjalan, berputar, dan kemudian berlari kencang. Kita bahkan tidak mampu mendahului atau kembali. Kita hanya mampu bermimpi, kemudian berdiri dan pergi lagi. 

Friday, April 13, 2012

Titik Nadirku ! Sebuah Jalan Sepi


Tempat kau bisa tertawa, tapi tidak sepenuhnya tempat kaupun bisa menangis namun tidak sehabis air mata ( nek ra salah dari Sang - K.Gibran ) 

Jika rentang waktu (time frame) hidupmu digambarkan dalam bentuk grafik garis (sumbu X adalah waktu dan sumbu Y adalah posisi gejolak naik-turun kehidupanmu), pastilah akan tergambarkan garis naik dan garis turun dalam cerita (alur) kehidupanmu. Dan dalam grafik itu, pasti ada titik tertinggi (highest point) yang menggambarkan kebahagiaan/kesuksesan hidupmu, dan pasti ada titik nadir terendah (lowest point) yang menggambarkan kesuraman/kesedihan/kesulitan dalam hidupmu. (soal kurva masih nempel pelajaran Ekonomi mikro)

Wong kui urip koyok roda delman..... iso neng duwur , iso neng ngisor mijak telek, Kadang kita berada di posisi zenith, namun kadang kita justru berada di titik nadir. Ketika kita berada di titik ini, kadang kala kita merasa sebagai orang yang paling susah dan paling menderita. (Nasehat orang pun kadang seperti harapan baru).

Bagaimana Titik Tertinggi sudah pasti banyak kisah tentang keberhasilan, kebahagian, namun bagaimana tentang Titik nadir terendah dalam kehidupan anda ? (Nasehat orang pun kadang kita anggap angin lalu.)

Bagaimana sikap dan tindakan kamu pada waktu itu ? bagaimana pada titik terendah tersebut ketika bisa mengambil keputusan untuk keluar dari keputus asan, !

”Sabar”, ”Ikhlas”, dan ”Tawakal”. Tiga kata ini sering kali kita dengar ketika orang coba memberi empati pada keadaan kita. "Klise Memang! Tapi memang itulah yang bisa kita lakukan untuk terus menjalani hidup di kala cuaca kurang bersahabat.

Sebuah pengalaman yang berharga ketika saya berjuang ditengah bencana ataupun ikut serta menjadi korban dari sebuah bencana, ada banyak kisah tentang titik nadir yang saya temui, kisah sebatang kara, kisah kehilangan harta benda dan kisah lainya....

Sebuah sari pati yang bisa diambil ternyata saya kecil di hadapnmu gusti allah,...aku yakin tentang kematianmu dan itu pasti karena itu takdirmu. namun entahlah disaat aku merasakan ditengah ancaman kematian itu aku merasakan bahwa sungguh besar kuasamu itu, bukan aku merasakan sombong atau ke angkuhan namun di saat itulah sebuah renungan antara rasa takut dan rasa yang tidak berasa lagi dirasakan...itulah kuasamu gusti.

“ilmu” jiwa ini telah membantu orang-orang tidak hanya survive tetapi mengaktualisasikan diri dalam menghadapi gelombang kehidupan.

Banyak falsafah yang terkandung dalam pemikiran Jawa, namun tidak diakui sebagai falsafah tetapi “hanya”sebagai cara hidup, jadi namanya “kejawen”, kalau itu menyangkut hubungan dengan Tuhan disebut“kebatinan”, kalau usaha mengatur lingkungan ya namanya“klenik”.Jadi Psikologi Jawa itu ya parapsikologi, pelaku-pelakunya jadi paranormal ahli parapsikologi. Untungnya (atau malah celakanya) sekarang ini orang tengah membiarkan munculnya dukun-dukun santhet dan menyebutnya sebagai paranormal ahli parapsikologi.

Bila kebudayaan dianggap membantu manusia dalam memaknai hidupnya,maka kepribadian orang per orang pun tergantung pada kebudayaan di mana ia tumbuh kembang sebelumnya. Kepribadian adalah subjektivikasi dari kebudayaan,sementara kebudayaan adalah objektivikasi dari kepribadian.Telaah psikologi kebudayaan membentuk gugusan-gugusan berdasarkan bagaimana dan untuk apa mereka mengkaji kebudayaan: sebagai konteks, sebagai pokok,untuk menemukan universalitas maupun membangun identitas.

diatas adalah sebuah gambaran tentang hidup....namun pastinya yg kita jalanin ini adalah sebuah rencana yang pada prosesnya rencana itu harus berimprofisasi dengan keadaan waktu dan situasi yang ada
Yah Dalan urip seseorang itu memang ndak selalu bisa diduga. Banyak hal yg kita temui sekarang bisa jadi di luar skenario cita2 awal kita.Modifikasi , penyesuaian bisa jadi harus kita lakukan saat rencana masa depan sedang kita jalani.

Malah sering terjadi apa yg kita hadapi,nikmati ataupun kita jauhi pada mulanya ndak ada dalam bayangan masa muda kita. conto sing gampang ya sing tak alami :

- Wektu cilik mbiyen pengine nek sudah besar bisa dadi tentara, kok saiki malah mburuh ngurus kewan dadine (2003-2010).. berjalannya waktu ra due penggawean,...entok masukan dan arahan konco dan juga kekasih akhire saiki dadi petani ning kuto....dodolan iwak, ingu iwak...tak terbayang sarjana kok uripe ngene....bukan menyesal ataupun merasakan apa yang di berikan gusti allah tidak di syukuri namun ternyata hidup itu tak sekedar membuka mata, berjalanya menuju sore dan menutup mata menanti datangnya pagi.

- Pengine urip nyaman nek iso neng kuto cilik yogjo , lah kok sekarang malah wira-wiri malang jakarta nglesot neng sepur gajayana (2003-2010). berjalananya waktu lah kok urip neng ibu kuto nglesot wara-wiri jakarta bekasi tindak isuk mulih tengah malam.

Saiki (2014-2016) gawene isik ndulin neng alas, golek ketek, ndang ngolek bojo 'Opo'o

Wis ndak keitung berapa banyak wong sing nyambut gawe golek urip sing ndak sesuai sama pendidikannya. Jangankan pekerjaan, wong perilaku ideologi saja bisa berubah, menggok dari idealisme awal kok .

Sudah banyak priyagung sing dulunya waktu muda jadi pendekar kebenaran, jagoan wong cilik, ataupun satria penentang kaum borjuis sekarang bisa jadi antek pemilik modal sampai dadi super borjuis muda lho.

Cita2 sih sah-sah wae ning realita sehari2 yg kita temui sok-sok malah lebih menentukan arah kejadian masa depan kita. Mungkin wae kita berangkat dari turunane wong alim sing memegang teguh perilaku santun,tertata, mapan.

Ning begitu keluar rumah ? yg ada di depan mata malah sok-sok beda adoh. Penuh persaingan, penindasan,kemunafikan ndak lagi hitam putih.

Jadi ya ndak aneh kalau saat-saat nom-noman ada kegelisahan dalam diri kita.Nek orang sekarang nyebutnya “masa mencari jati diri” , perilaku dan tindakane diluar perkiraan ,serba ndak puas,serba ndak percaya sama nilai2 sing mapan malah terkadang rada nerak agama.

Pengine nggawe tafsir anyar ttg bentuk dan fungsi nilai2 lama lan agama. Senenge sing nyrempet2 bahaya tur rada nakal , nakal secara konseptual,cultural maupun seksual.

Dulu saya juga seneng nindakke perilaku sing mungkin ndak begitu sesuai sama tataran nilai sing adiluhung,mulai mbolos kuliah pirang2 sasi ( semester ), mblayang mrana-mrene srawung karo wong2 sing dianggep ora nggenah, nek ada sedikit rejeki ya ngombe2.

Kuliah jadi ndak menarik ( disamping memory otakku ndak iso nangkep pelajarane, suasanane juga mboseni ) pilih munggah gunung urip neng alas.

Timbang neng kampus ketemu kanca mung ngomongke sing mboseni : ekonomi, evaluasi proyek, dll, mending nyawang –ngobrol karo bang bas ndelo sunset neng pantai panjang ditemani cap kucing .

Wis mesti itu semua bukan kelakuan apik sing bisa dicontoh ,sebuah jalan yg ndak populer. Ning kadang-kadang dalam hidup, kita harus melewati fase sing kaya gitu.

Fase yg akan memperlebar cakrawala pandangan dan mempertebal pemahaman kita thd sesama. Orang lain mungkin berpendapat bahwa fase itu adalah saat yg penuh kesia-siaan, penuh dosa,kotor dsb, bahkan akan mencibirnya mungkin.

Dalam banyak hal menempuh jalan yg tak populer adalah berat dan penuh resiko. Berlainan dgn jalan umum yg lurus cenderung nyaman dan aman ( sekolah sing pinter----sregep sinau-----bergaul karo cah sekolahan ---juga orasah neko2 --- dadi wong alim ----terus kerja sesuai bidangnya dan seterusnya ).

Tapi disamping resiko yg ada ,pilihan hidup yg ndak populer juga menawarkan kelebihan –kelebihan dan daya tarik. Disamping tantangan yg memang sesuai naluri manusia ,jalan yg ndak populer juga memberi kita pengalaman yg luar biasa ( pengalaman spiritual sampai seksual ) dan kekayaan batin melimpah.

Pengalaman dan kekayaan batin ini nek menurut saya mahal harganya mas, ndak bisa kita dapatkan kalau kita cuman berani manjalani hidup sebagaimana seharusnya, sesuai tuntunan yg umum-umum.

Pengalaman dan kekayaan batin ini membuat kita lebih paham dan dalam untuk menghayati kesejatian urip : - bukankah rasa syukur atas rejeki yg kita miliki ndak akan sebesar mereka yg pernah kelaparan ?

 - bukankah penyesalan kita tak sedalam mereka yg telah menyadari kesalahannya ?
“ Ndak ada yg benar2 baik dan benar2 buruk neng ndonya ini, menyenangkan ataupun menyedihkan kejadian yg kita alami , semua pasti berguna selama kita mencermatinya” 

Friday, September 3, 2010

Sudahkan kita ber"PIKIRAN POSITIF" ? bagian 2


Apakabar sahabat, rekan-rekan di sore hari ini. kemarin saya menuliskan tentang pemahaman makna kekuatan dari pikiran Bagian 1

Hari ini baru dapet beberapa halaman yang semakin mengena menohok diri saya, ternyata saya sering berpikiran negatif ( bukan porno loh). Sebelum dilanjut mohon maaf bagi rekan-rekan yang merasa notes yang saya tag ini menjadi spam di wall anda, silahkan di hapus saja, atau konfrimasi via Japri di mail saja.


Dalam diskusi di komentar kemarin ada banyak sekali yang memberikan masukan, tentang makna dari pikiran tersebut, dan saya-pun baru saja menambah dan menyerap beberapa halaman dari buku “Terapi Berpikir Postif”, di lembar-lembar berikutkanya ternyata ada banyak makna tentang sebuah kehidupan dari alam bawah sadar kita dalam pikiran-pikiran yang ada di kepala kita, Pikiran-pikiran tersebut akhirnya menjadi faktor-faktor yang saling berpengaruh dan mempengaruhi bahkan saling berhubungkan, dan ini bisa dijabarkan dalam sebuah variabel X dan Y, dimana Y adalah pikiran yang menjadi sebuah tindakan dan X adalah variabel yang mempengaruhi bila dirumuskan bisa menjadi Y=(x1,x2,x3,x4,x5.....)


Percaya atau tidak bahwa ada banyak sekali faktor-faktor yang berpengaruh dalam hidup kita sehingga dapat mempengaruhi alam bawah sadar kita yang pada akhirnya menjadi sebuah keputusan. Dr Ibrahim Elfiky menyebutkan dalam bukunya bahwa berpikir itu sedehana dan hanya butuh waktu sekejap. Namun ada 7 variabel X yang berbeda yang mempengaruhi dan berproses sehingga menjadi variabe Y, yaitu sebuah pikiran dan tindakan dalam hidup kita. Ketujuh variabel itu memberikan kekuatan yang luar biasa pada proses berpikir dan menjadi referensi bagi akal yang digunakan setiap orang baik itu disadari ataupun tidak. Mari coba kita simak tinjauan pustaka dari masing-masing variabel di bawah ini.

  1. Orangtua.

Kenapa orang tua ? Karena dari orang tua-lah kita pertama kali mendapatkan asupan informasi yang membawa pada proses berpikir “ aku belajar seperti proses belajar kera” ujar Ratu Elizabet II, dimana dengan menyaksikan orang tua dan meniru mereka, belajar tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerak tubuh , norma dan lain-lain. Karena merekalah orang yang pertama kali kita kenalsaat kita dilahirkan. Tanpa kita sadari bahwa orang tua adalah orang yang paling penting dalam membentuk proses berpikir kita. Asupan informasi itu mengakar dalam diri kita lalu menjadi referensi utama dalam berinteraksi dengan diri sendiri dan dengan lingkungan.

Ada seorang wanita pernah berkata pada saya, beberpa waktu lalu “ selama 30 tahun loe hidup dan selama waktu itu juga orang tua sudah memberikan asupan dalam otak kita sehingga cara berpikir menjadi seperti saat ini” setelah membaca ini aku jadi mengerti maksud kata-katanya, yah benar, mungkin tidak 30 tahun, karena sejak umur 19 saya sudah tidak hidup dalam satu atap dengan orang tua.

Ada beberepa inti aji yang bisa kita ambil dari sini, bagi yang belum berkeluarga, atau yang baru saja menikah atau baru saja menjadi orang tua, atau yang telah menjadi orang tua dan anak-anaknya sudah menginjak masa remaja. Menjadilah suri teladan bagi anak-anaknya. Bisa saja anak yang membangkang, tidak nurut karena buah karya orang tua, yang sejak kecil dipertontonkan dinamika perseteruan antara ayah dan ibunya. Atau bisa saja karena kebiasan-kebiasaan orang tua yang buruk pada akhirnya di tiru oleh sang anak “ ada pepatah “Air cucuran jatuhnya kepelimpahan juga” .

“Keluarga saya baik-baik saja, tentram tidak ada masalah” bisa saja seperti itu ingat ini baru variabel X1 masih ada variabel lainnya, namun bila memang ada yang mengalaminya, tak perlulah kita menyalahkan orangtua kita yang memberikan proses pendidikan pada diri kita salah. Namun saat ini yang terpenting adalah bagaimana mengambil hikmahnya agar kita bisa menjadi pendidik dan pemberi asupan yang baik kepada anak kita atau bahkan cucu kita.


2. Keluarga


Variabel X2 adalah keluarga, dimana keluarga adalah orang terdekat setelah orangtua kita, ini bisa saja saudara laki-laki atau saudara perempuan kita, kakek- nenek dan lain-lainya yang berinteraksi dengan kita, mereka juga banyak memberikan asupan otak kita. Asupan itu menyerap kedalam akal dan dibaca sebagai informasi baru dan menggabungkan dengan informasi yang telah ada sehingga proses pemikiran menjadi kuat.


Ada sebuah cerita dari sahabat, yang mengeluh anaknya lebih nyaman berada di rumah kakek neneknya di banding dirumahnya, sayapun pernah mengalaminya, karena kasih sayang orangtua ketika menjadi ayah ibu kita akan berbeda ketika telah menjadi kakek-nenek dari anak kita, saat itu di rumah kakek dan nenek, saya menemukan kebebasan, menemukan apa yang tidak saya dapatkan dirubah, dan ternyata sistem dalam otak kita ketika mendapatkan informasi yang berbeda akan merespon hal yang berbeda pula, dan kita merasa nyaman dan terlindungin di balik ketiak sang kakek dan nenek, sehingga informasi yang masuk dalam otak kita ada informasi kenyamanan atau informasi baru yang menambah kekuatan dalam pikiran kita.


3. Lingkungan


Lingkungan ini saya jabarkan sebagai varibael X3. Lingkungan atau masyarakat ini bisa beragam, dari lingkungan rumah, kerjay, nah lingkungan merupakan hal yang sangat berpengaruh dan mempengaruhi dalam proses berinteraksi dengan kita. Baik itu dari tetangga, warung kopi, tukang sayur, sopir angkot, hubungan cara pandang Juragan di kantor, emosional gairah kerja di kantor dan lain-lain yang ada disekitar kita. Akal terus mengikat informasi yang didapat dari luar dan disatukan dengan informasi yang didapat dari luar dan disatukan dengan informasi yang sudah tersimpan di alam bawah sadar. Dengan begitu proses pembentukan-pun menjadi kuat.


Kenapa anak tentara / polisi bandel-badel(subjektif kali ya) aroganlah bahasanya. Dalam sekilas bahwa komplek perumahan tentara terlihat disiplin, rapi, bersih dan lain-lain, namun karena lingkungan yang mengajarkan sejak kecil bermain gak jauh-jauh dari bedil, perang-perangan, berlagak juga gak jauh-jauh seperti tentara jagoan, dan selalu saja merasa dirinya (baca: ganknya) paling hebat, sehingga ketika di luar komplek merekapun menjadi brandalan. Itu lingkungan di sekitar rumah. Bagaimana lingkungan kerja kita.


Saya pernah menulis tentang tipe seorang pemimpin sebuah perusahaan beberapa tahun lalu, mungkin bisa di baca di sini. Memimpin dengan HATI


Tapi saya mau memberikan sebuah pendapat, bahwa gaya kepemimpinan juragan di kantor terkadang dapat mempengaruhi pada pola pikir dan tindakan kita, misalnya juragan mengeklusifkan diri atau kurang peka, maka terkadang jongos-jongos di kantorpun seperti cuek atau tak menghargai juraganya. Dosen saya pernah berkata dalam statusnya kalau tidak salah seperti ini: tingkat produksi suatu perusahaan tidak saja di pengaruhi oleh faktor produksi, tapi dipengaruhi oleh senyum si juragan, dan keramahan jurgan terhadap karyawan kelas rendah. Kok bisa pak , Nah senyum itu adalah informasi yang ditangkap oleh otak karyawan yang disampaikan dalam pikirian dengan ditambah sebuah persepsi baru “juragan perhatian” maka hasilnyapun karyawan memacu kinerjanya.


4. Sekolah


Variabel berikutnya yang disebut sebagai variabel X4 adalah Sekolah. Sekolah disini adalah termasuk dalam lingkungan, yang banyak mengajarkan tentang ETIKA, ucapan, perilaku, dari sikap guru atau pengelola sekolah, karena sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran, maka kita akan dengan mudah meniru apa yang ada disekolah , baik postif ataupun negatif dan lagi-lagi semuanya memperkaya proses pembentukan pola pikir yang sudah ada sehingga menjadi semakin kuat dalam alam bawah sadar kita.


Ini ada sedikit masukan bagi teman-teman yang bekerja menjadi guru atau dosen, bahwa anda di sekolah atau kampus adalah menjadi pendidik, bukan saja pengajar, karena pendidik memliki 2 tugas dalam proses akademik, selain mengajar anda juga menjadi pendidik, berbeda dengan pengajar, yang anda hanyalah bertugas mengajarkan pelajaran atau mata kuliah saja. “ bener atau tidak kenapa mental anak di negeri menjadi mental tempe, karena ada banyak guru dan dosen kita yang ke kampus atau ke sekolah hanyalah mengajar, mereka tidak pernah memberikan contoh ataupun menjadi suri teladan bagi para murid atau mahasiswanya. Wajar bila hingga kita besar seperti ini atau telah sekian puluh tahun, kita lebih mengingat guru-guru yang banyak memberikan inspirasi dalam hidup kita dan guru-guru yang menjadi musuh kita.


Di kampus atau di sekolah, guru dan dosen adalah orang tua kedua kita, selayaknya mereka juga harus memberikan etika, nilai-nilai moral yang membangun bukan saja nilai-nilai ilmiah yang diberikan. Jujur saja kalau saya tidak mendapatkan pembibing skripsi yang penuh dedikasi dan memahami nilai-nilai budi pekerti dan menjadikan figur orang tua, yah saat di kampus, menjadi teman, di saat diluar kampus, mungkin saja saya masih menjadi macan kampus alias belum tamat. Mukin ini pemebanar saja , “wajarlah masih ada saja teman-teman saya yang berkutat bak hantu gentanyangan berada dikampus, mungkin saja mereka sudah terjerat surat cinta (DO) pak rektor karena sistem yang disebabkan dosen-dosen yang hanya berperan sebagai pengajar. ”



5. Teman


selanjutnya variabel X5 yang disebut sebagai Teman. Setelah orang tua teman itu paling penting. Karena berteman merupakan aktulisasi diri pertama dalam kehidupan kita, yang menentukan pilihan tanpa pengaruh orang tua. Dari temanlah kita dapat sebuah pengakuan atas kebebasan. Sehingga dari temanlah kita bisa saja belajar hal yang postif dan belajar yang hal yang negatif.


Hehehe jujur dari temen saya pun belajar merokok, karena dirumah tidak ada yang menjadi perokok, dari temenlah belajar bolos, bergaul dengan namanya anggur merah, atau karbohidrat cair, tapi untungnya tidak bergaul akrab dengan teman-teman pengguna narkoba,alhamdulilah dari temanlah saya bisa mengurangi dan belajar katakan tidak untuk minuman yang ada label .. %.


Semuanya itu ikut mempengaruhi proses pembentukan pikiran kita, dan data yang tersimpan folder memori otak kita pun semakin banyak dan beragam. Karena itu pintar-pitarlah mencari teman, apalagi mencari teman hidup.


6. Media


Nah ini adalah variabel X6, yang disebut sebagai Media, Kenapa media, karena media dapat memberikan sebuah informasi dan informasi tersebut bisa bersifat positif dan negatif, Percaya atau tidak bahwa anak-anak dibiasakan oleh orangtuanya menontong berjam-jam bahkan puluhan jam jogrok depan TV, dengan tayangan di TV yang beragam. 


Saya sering merasa miris, menyaksikan anak usia dini (3- 10 tahun) menyanyi lagu-lagu remaja, lagu-lagu cinta, yang tidak selayaknya dikonsumsinya... mungkin bagi orangtuanya ini biasa, tapi bagi saya, ini salah, karena maksud dan kata yang ada dalam lagu dewasa belum sesuai dengan umur dan pola pikirnya, dalam bahasa komputer kontentnya gak pas,


DULU jaman masih ditayangkan smackdown, banyak kasus anak-anak SD bergulat dengan teman sekolahnya, yang berakibat cedera, atau tidak usah jauh-jauhlah remaja saat ini terlihat lebih cengeng lebih melow, karena bacaan dan tayangan yang adapun melow banget.


Jaman saya SD cuma ada TVRI tontonan yang saya suka ya flora dan fauna, itu aja boleh jogrok berjam-jam sama ortu, jadinya ya saya seperti ini. Ini masukan ke pada orangtua yang punya anak-anak usia dini dimana orangtuanya bekerja menjadi pekerja kantoran, jangan sebarangan titip anak ke pengasuh, karena terkadang pengasuh hanya berpikir gak rewel, gak nangis, ya ditontonin TV sementara si Bocah karena melihat hal baru, ya ketawa-ketawa saja. Padahal ada hal yang negatif dan ada hal yang positif bisa diserap oleh si bayi.


Selain media yang dimaksud diatas Buku bacaan juga merupakan salah satu media yang dapat memberikan sebuah informasi kepada akal kita yang kemudian direkam oleh folder-folder di kepala kita. ada banyak buku yang pernah saya baca baik itu novel ataupun seperti yang saya baca seperti saat ini, dulu buku bacaan saya tak jauh dari  gerakan pemberontakan, gerakan sabotase, cerita-cerita patriotisme, sehingga membawa pada pola pikir saya yang menjadi pemberontak dan masa bodo...lambat laun saya banyak membaca tentang buku yang membangu jiwa seperti yang ditulis oleh mba zarra zetira, "cerita keheningan" laskar pelangi, 5cm, dan lain-lain....akhirnya saya merasakan bahwa media buku kembali memberikan sebuah spirit untuk jiwa saya yang pada akhirnya menjadikan sebuah pemikiran baru bagi saya. saya sering sekali kehausan membaca .


7Diri sendiri


Ini adalah variabel terakhir yaitu X7, dari sekian banyak variabel yang turut memperkuat terbentuknya pikiran. Variabel diri sendiri adalah penentu dan membentuk keyakinan dan prinsip yang kuat dan selanjutnya kita bisa menambahkan sikap baru yang positif atau negatif, akal akan mengabungkan sikap-sikap baru dengan data-data sebelumnya sehingga proses pembentukan pikiran semakin kuat dan mendalam. Dengan demikian, kita mampu beradaptasi dalam emnghadapi dunia luar. Kemampuan inilah yang menetukan kita suskses atau gagal dan bahagia atau sengsara.


Meskipun terlihat sederhana dan lemah, nyatanya pikiran itu lebih dalam dan lebih kuat dari apa yang kita bayangkan. Berpikir melahirkan pengetahuan , pemahaman niilai, keyakinan, dan prinsip. Pikiran mampu menjadi titik tolak bagi tujuan dan mimpi-mimpi. Pikiranpun menjadi sebuah refernsi rasional dalam eksperimentasi, perjalanan hidup, pemaknaan, serta cara memahami kebahagian dan kesengsaraan. Bahkan pikiran bisa menyebabkan penyakit jiwa dan penyakit fisik. Pikiran bahagia membuat kita hidup bahagia dan pikiran sengsara membuat kita sengsara. Pikiran takut membuat kita takut, pikiran berani membuat kita berani. Socrates berkata “ Dengan pikiran, seseorang bisa menjadi dunia berbunga-bunga atau berduri-duri”


Saya akan memberikan cotoh kecil dalam sebuah perjalanan yang pernah saya lakukan, suatu saat ada sebuah bencana besar di negeri ini, sayapun berangkat sebagai sukarelawan, bersama rekan-rekan tim saya, yang ada di benak saya adalah bekerja menolong apapun yang bisa di bantu, sementara ada teman yang berpikiran saya ikut ini setidaknya bisa keluar daerah dan bisa menikmati suasana baru disana dan bisa jalan-jalan. Ketika kami di lokasi kondisi dilapangan benar-benar parah, bau anyir mayat menusuk hidung kami, kota seperti tak berbentuk kota, air tergenang dimana-mana bangkai-bangkai bergeletakan, karena diri saya sudah menyiapkan diri dengan pikiran tujuan saya hanyalah menolong, maka akal pikiran sayapun bekerja dan fisik saya beradaptasi dengan kondisi dilapangan, ujungnya ya saya enjoy saja, namun teman saya tidak, dia mengeluh kesah setiap saat, dengan kondisi camp, pekerjaan dan lain-lain, dan ternayat inilah namanya penyakit jiwa yang berakibat rekan saya ini sakit secara fisik. Dari sini bisa diambil suatu hikmah bahwa variabel-variabel diatas merupakan penentu dari sebuah pikiran. Yang berdampak pada suatu tindakan, karena pikiran awalnya adalah jalan-jalan rekreasi maka ketika kenyataan yang didapat berbeda dan akal sehatnya tidak bisa beradaptas maka yang terjadi ada kekecewaan dan kesengsaraan, sedangkan saat itu saya memeliki pikiran awal membantu dan menolong menjadi sukarelawan, maka akal saya sudah melakukan searching dalam folder informasi yang ada dikepala saya yang kemudian berpikir tetang segala hal macam masalah yang nantinya dihadapi dilapangan, tubuh saya sudah mepersiapkan segalamacam hal tehnis yang diperlukan, sehingga sayapun merasakan kenikmatan tersendiri saat dilapangan.


Teman-teman perlu kita sadari bahwa berpikir tidak memiliki batas-lintas waktu, jarak dan ruang. Pikiran memiliki kekuatan yang bisa muncul kapan saja dan dalam kondisi apapun. Pikiran adalah sumber pendorong perilaku, sikap dan hasil yang kita hadapi. Pikiran dapat menjadikan anda berjiwa sehat atau sakit. Dan yang terpenting adalah pikiran dapat membangun tata kehidupan anda yang sehat atau sebaliknya, bagi yang baru memiliki anak, sadarliah bahwa pikiran dapat menjadikan anda sebagai orangtua teladan atau sebaliknya. Pikiran juga dapat menjadikan anda sebagai juragan atau yang dihargai oleh bawahannya. Semuanya kembali tergantung kepada kepala anda membaca dan menyeleksi file-file yang ada di folder kepala dalam merencanakan tujuan dan merealisasikanya


semua variabel diatas adalah sebuah kompas hidup dalam menentukan sikap tindakan yang akhirnya menjadi sebuah prinsip. Keberhasilan saya, rekan-rekan, saat ini adalah buah karya pemikiran kemarin. Karena itu “ jika kita ingin sukses maka pelajarilah kesuksesan itu dan berpikirlaj seperti orang-orang sukses” banyak interprener saat ini yang mengajarkan orang -orang untuk menjadi sukses sebagai pengusaha, semuanya karena pemikiran maju untuk menjadi sukses dan mendapat pengajaran dari orang-orang sukses.


Sekali lagi kata Dr Ibrahim E, Pikiran adalah hasil pilihanmu sendiri, SSebelum anda memilih pikiran tertentu maka pertimbakanlah baik-baik. Jika pikiran terenty memiliki dampak postif , mantapkanlah hinga ia jemnjadi kontrol perbuatan anda secara konsisten.


semoga ini bermanfaat bagi rekan-rekan,

Thanks cinta seseorang yang berarti penuh warna mewarnai hidupku yang merekomendasikan untuk membaca buku ini.
Lentera Merah My web Lenteramerah https://pojoklenteramerah.blogspot.co.id/