Wednesday, July 31, 2013

Sebuah CURCOL dari waktu ke waktu : SENDIRI MENANTI, Takut Malu Bertemu, "Nanti Kalau Sudah Waktunya", Sederhana Saja..........

SENDIRI MENANTI 

Akankah kesendirian menemani saya seumur hidup?Ataukah sebaliknya.
Well.. buat yang merasa 'sendiri', saya punya cerita menarik. Ayo... move on !! Ini penting dilakukan, untuk menjaga jantung tetap sehat #apasih.

Maksudnya melupakan segala permasalahannya jika tak bisa kelahin hati, buang jauh-jauhluka dan amarahmu, ini move on versi gw” mungkin versi kamu, kalian, dia beda.

Ini adalah kisah hidup ditahun 2007 saat detik-detik droup out dari kampus tiba, dalam 1 semester dapat 3 surat cinta dari DEKAN.Tiba-tiba di kantin waktu saya sedang minum kopi hitam, seorang adik Tingkatduduk di sebelah. Membicarakan peringatan DO. Membicarakan seminar hasil.Mungkin dia salah bertanya pada saya.

Senior:“Aduh (do it), kerjain skripsi and sering-sering ketemu dosen pembimbing nih kuncinya cuy, ambo la sering nian dapat peringatan DO lagi, lagi pula kau ni baru semester 14,”
Tiba-tiba Saya tergelitik melihat ponselnya, ia banyak menyimpan foto wanita,macam tentara atau polisi lagaknya menyimpan biodata,

Senior“waduh kau nih menyimpan foto wanita banyak kali, sepertinya mereka adalahtarget operasi intelejen,u” ujarku dalam sendau gurau
Saya tahu dia seperti apa. Hidupnya tidak bisa 'sendiri' harus didampingi. Bahkan begandeng dengan 2 wanita itu biasa baginya, kalau 1 wanita barulah bertanya ..si anumana, yang itu gak bareng....
Senior : -Astaga... perempuan semua cuy

Adik Tingkat: Iya lah bang... itu kriteria ambo galo.

Senior “Cariinbuat abang dong cuy...buat menemani abang wisuda, masa 9 tahun kuliah tak ada pendamping....ntar
Adik Tingkat -*menelan ludah* “Hahaha... mana ada ambo punya kenalan selera abang kan tinggi, tenggoklah mantan abang lalu, tinggi besak, poteh, primadona fakultas tu bang, “
Senior : Sialan lu! Tau aja...
Senior : -Hahaha...cari tuh yang berkarakter, yang pintar and pekerja keras, kalau cantik ituhanya fisik saja biasa, tapi kalau kriteria itu ada semua namanya rezeky *tertawa*
Adik tingkat: “bang Mereka ini pintar dan pekerja keras. Buktinya, mereka bisa lulus UMPTN and masuk di kampus negeri, UNIVERSITAS NEGERI RAFRESIA
.Senior : -Iya deh... terserah elu.Hening....sambil meneguk kopi
Adik Tingkat : bang... lu gak minat pacaran lagi?
Senior  -Ha? Kuanpret....Ulangi? *serius ini gw budek*
Adik Tingkat: Pacaran? Bang....masih gak denger.....

Suasa didalam kampus pada melihat kami yang duduk di pojokan
Senior : -Oooh...*minum kopi dan lanjut menghisap rokok* ....Senior  : -Emang harus ya pacaran? Gw dahpernah rasanya gitu-gitu aja, berantem, kost-kost, r#nj$ng...bantui ngerjaintugas, nganter kesana, kemari, nemenin di lab.
adik tingkat : aje gile lo bang....Haruslah... kalau lu gak pacaran lagi entarnikah gimana?
Senior  -Hahaha.... gue akan nikah tapitidak saat ini. Serius. I Have dream

Senior  haduh Cuy *ditoyor habis-habisan pedes amatni omongan* kalau bukan kawan akrab dah gw sikat loe

Adik Tingkat:Ntar.. kalau lu gak nikah. Gak ada yang ngurus loh pas tua..
Senior  -Panti Jompo banyak coy... gakusah kuatir
Adik tingkat: Idih...
Senior  : -Dengerin ya.. planning masa depangue... gue akan kerja keras. Menabung. Gue akan membuat asuransi buat diri gue.Gue kuliah lagi, punya usaha sendiri, Kalau ada 'apa-apa' gue diurus asuransi.Gimana? ide yang bagus kan?
adik tingkat : PARAH LO bang!!! S1 aja 9 tahun apalagi S2,....kwkwkkw..

Senior  Sialan loe,,,,,namanya juga mimpi cuy...

Adik Tingkat: Bang Lu harusnya tau... move on lah bang, janur kuning sudah melengkung.Kalau masa tua lu sendirian gimana?
Senior : -Ah...berisik...
Adik tingkat: aduh bang muka lo serius amat. Becanda gue.
Eh.. tapitadi abang bilang apa? Asuransi? Ide yang bagus. =p


Senior : Sory cuy gw tinggal dosen-dosenpembimbing lah sudah pada datang.....iye lupa, gw boking satu tuh ya buatpendamping wisuda.....aje....gak buat macem2...oke.

Takut Malu Bertemu 

Sebenarnya yang paling menakutkan menyukai seseorang adalah bertemu denganorang itu sendiri. Takut keliatan jelek, takut salah ngomong, dan takut takutyang lainnya.apalagi saat ini takut dan malu bahwa saya pernah punya salah,Itulah mengapa aku sering menghindar sejauh-jauhnya. Karena ya itu tadi, takut.

Lebih baik tidak bertemu dan menyimpan perasaan dengan sungguh-sunggu.Daripada bertemu, kalau dia tahu. Malulah aku.

Pengalaman aku cukup rumit soal temu bertemu ini. Jika terpaksa harusbertemu dengan terpaksa, kalau bisa jangan sok lucu. Tapi ya mau gimana lagiaku kan emang lucu *skip*

Terus, kalau misalnya ketemu, kalau bisa jangan lama-lama. Tau dongrasanya. Deg deg juaaar... ngomong jadi belepotan gak jelas. Kaki seribupunberaksi. Melangkah dengan pasti. Meninggalkannya pergi. Sejauh mungkin.

Iya payah. Terserah deh terserah. Perasaan elo dulu play boy deh,kagak tau malu, malah sering kali ke GR-an

Namun sepengalamanku (lagi), saat ketemu tuh harus yah... minimal bersolekdikit lah... namun sesudah ketemu, taukah kamu, bahwa hasil bersolek sudahbubar semua. Apalagi saat foto bersama misalnya. Itu pasti jadinya jelek tiadaterkira.

Tapi gak papa... yang pasti suatu saat aku harus temui? Seharusnya malu dantakut bisa menjadi nomer sekian.

Tapi gak bisa. Itu sudah sulit sekali untuk diminimalisir.

Sekian post ngawur  malam ini. Pelukcium untuk seseorang disana yang masih tersimpan di hati, aku takut dan malu,namun ingin bertemu.

"Nanti Kalau SudahWaktunya" 

Gue senang mendengar teman-teman bercerita tentang perjalanan cinta mereka.Walau jenuh dan bergulat di cerita yang masih sama. Namun gue senangmendengarnya. Kisah mereka unik, mengulik dan membuat inspirasi.

Gue sebagai teman yang rese pun sering berkomentar. Membuat ulah dansaran-sarang yang gak masuk akal. Sekadar ikut nimburung, ikut tertawa, danikut men"cie-cie"kan.
Selebihnya gue diam.

Gue kadang-kadang berceletuk "yaelah... gitu doang" atau"ayo dong pastikan",
"mau sampai kapan sih?" atau "siapa lagi sekarang?"

Namun teman-teman gue baik semua. Mereka jarang beceletuk "Jomblosih", namun mereka lebih sering menggunakan kiasan yang lebih apik,misalnya "jack  sih dah gak adaperasaan"
Hem... separah itukah aku? Ini sudah kepala 3 belum juga berubah.

Selalu berkeluh kesah dalam kerindu, menaruh hati kepada si abstrak yang telahkutinggalkan dan meninggalkan dan entah apakah dia masih dapat ku lukiskanbayang wajahnya.

Selalu komentar sok bijak. Padahal komentarku cacat permanen.
Sebenarnya, gue sendiri sadar. Akan keberadaan si dia, sia dia, dia, diayang cuman ada di hayalan --"

Tapi gue gak berani berkespetasi tinggi. Gue gak berani berharap lebih.Karena sakit hati, sembuhnya gak cukup sekali atau gak cukup minum obat sehari3x.

Inspirasi cerita gue kadang-kadang dari masa lalu, yang sebenarnya nggakpernah menjadi awal. Sampai pada akhirnya, gue kadang-kadang memosisikan dirigue di antara mereka.

Bagaimana mereka tersenyum karena rindu, menangis karena sudah terlalupilu, dan tertawa karena dia lucu.

Gue mencoba memahami itu.
Namun.... pada akhirnya seorang teman berkata "nanti kalau sudahwaktunya, kamu akan merasakan seperti kita ky. Sekarang dengarkan kami sajadulu"

Lalu aku diam, berdoa, dan mengaminkan. Entah kapan waktu "itu":)

Aku merindukanmu.........

Sederhana Saja 

Malam ini, aku merasa sedang berbicara dengan seseorang di atas sana.
Aku baru saja memandang bulan lama sekali. Sambil menunggu angkutan umumdatang menjemput. (Dah hampir 5bulan tak kebut-kebutan dijalan menunggani si kebo atau si badak semuanya lagirawat inap alias turun mesin.)

Lama juga aku terpana dengan lampu-lampu jalanan, suara bising kendaraanberoda dua, harum asap sate yang mengebul dari pendagang kaki lima,hemmmkriuk-kriuk deru cacing dalam perut menggelora(suara perut yang kelaparan berharap masakan dirumah selalu menyapaku)dansuara hatiku sendiri.

Sudah pukul delapan malam lebih rupanya aku berada di sini. Aku senangmemerhatikan. Memerhatikan mereka yang bercengkrama sambil menunggu angkotdatang. Tidak lupa aku berdoa dalam hati. Semogajakarta kota kelahiranku, tempat aku mengadu tetap aman dan selalu baik hati, semogakamu dalam lindungan tuhan dalam perjalananmu pulang atau pergi, hati-hatihujan dan jalan lincin dimalam hari.

Aku merasa sedang berbicara dengan dia yang sudah pergi. Sudah pergimeninggalkan asaku yang tersisa. Aku rasa jika ada teori bumi itu bulat, perluditinjau lagi kebenarannya. Malam ini aku merasa bulan mengikuti. Bulan itu kansatelitnya bumi. Aku merasa satelit itu mengirim sinyal-sinyal kepadaku. Entahapa. Pesan itu belum kutangkap maknanya.

Bulan malam ini tidak bulat. Tidak juga sabit. Ia hanya putih. Namun putihyang tidak bersih.(mungkin efek hujan,panas,dan cuaca yang pancaroba ini, yang seharusnya saat ini sudah musim panas, namunhujan masih saja tiba tak di duga)Aku rasa itu sebuah lambang bagaimanahidup manusia. Abu-abu warna bulan itu, persis seperti warna yang tidak hitamdan tidak putih. Refleksi hidup manusia yang sedang dilanda kebimbangan.Bingung memilih.

Dalam lamunanku di pinggir jalan, sebenarnya aku ingin bertegur sapa dengansesorang di atas sana. Di samping sana, di depan sana. Di manapun. Sebenarnya.

Namun kala itu angkutan umum sudah datang. Aku naik. Mencari tempat dudukyang masih kosong. Duduk dekat pintu. Angin juga tidak kalah mengejar. Adapesan yang belum ia curahkan. Aku rasa begitu.

Ku simpan rapat-rapat, pesan angin yang berhembus lebih kencang. Sambilmenarik reselting jaket kusamku, Aku menunduk merenung dalam alunan dangdungyang diputar sang supir.

Oh! Ini dia kudapat pesannya. Lebih sering rendah hati. Lebih seringbersabar. Lebih sering lapang dada. Maka 'angin' yang menerpamu lama kelamaanakan semakin  berkurang.

Hahahah ternyata putaran balada dangdut tak selamanya harus seronok, harusbergoyang, cukup menggerakan ujung jempol kaki terasa nikmat juga iramanya.

Aku suka lambang-lambang semesta. Karena itu aku suka mendaki puncakgunung, membus rimba, sungai-sungai dalam lembah, arungi samudra dalam sampan,,telentang diatara butiran pasir, ya itulah aktivitasku dulu......aku rindusuasana-suasana itu suasana tempat pelarianku dan mencari pesan-pesan alam yangmemberiku inspirasi dalam Lamunan sesaat. Dan mungkin itu cara Tuhanmenunjukkan sebuah penerawangan dalam mewarnai hidupku. Sederhana saja. bukan

Saat ini Hanya satu yang bisa kuperjuangkanyaitu bahwa semua manusia sudah punya alur hidup masing-masing. Mungkin duluTuhan telah menyiapkan seseorang untukku, namun karna aku ngeyel dan memintasesuai kriteriaku maka Tuhan memberikan yang terbaik menurut Nya yang diberikanpadaku. Seperti itulah kira-kira alur ceritanya.
Dalam peraduan rasa sepi dan kesepian.

Dear Kamu 

Hai kamu. Sudah lama tak saling membalas. Tidak saling menyapa.Mengungkapkan asa.
Hai kamu. Jika kemudian kamu pergi dan aku berharap kembali, bolehkah akumenunggu dengan pasti. Jawaban tanpa sebuah bertanya. Perjuangan tanpa mengenallelah.
Bolehkah cara bertegur sapa yang terdahulu terulang kembali, tanpa ada rasacanggung dan malu.

Kesibukan kadang boleh menjadi alasan, mengapa setiap jengkal perpisahanharus segera dilakukan.

Sebuah penolakan kadang lebih menyakitkan ketimbang kembali berjuang.
Dan kadang... sebuah penyesalan tidak kalah mengerikan dibandingkanmengharapkan kembali.

Dear kamu yang sempat berjuang, bolehkah kutitipkan kembaliperkenalan yang sempat tertunda, terpendam cukup lama. Tidak pernah adawaktu yang tepat, ketika kamu menyampaikan perasaan. Tidak pernah ada titikyang berada di tengah secara nyata jika pada akhirnya kamu kembali pergi dan takkunjung kembali.

Dear kamu, padahal aku mengharapkan waktu dan titik ituhadir secara bersamaan.
Mungkin bukan sekarang, mungkin esok hari. Jika matahari mengerti kenapa iaharus bersinar cukup terik dan menyengat pada waktu yang tepat.

Bukan pada saat hujan di suatu gedung tua, dengan sebuah teka teki tanpatujuan dan jawaban.

Bukan pula pada saat ketidak siapan menunjukan rasanya.
Dear kamu berjuanglah, menyampaikan salam rindu padalangit ketujuh.

Semoga tidak “terlambat” lagi…

JULI 2013
…………….^$%^#^%^&%*&%^$%#$Jika aku pernah terlambat, aku ingin belajar untuk tidak kehilangannya lagi.
Jika aku selalu terlambat untuk meredam amarahmu, harusnya akubisa bicara mengutarkan masalahku dan mengajaknya untuk bicara terlebih dahulu dengan mengutarakan kata“mengapa”.

Jika aku memang terlambat untuk selalu menyampaikan bahwa akumengasihimu, aku tak ingin terlambat lagi menyadari itu. Aku takut jika sampaiterlambat menyampaikannya ketika rasa gengsi lebih besar dari egoku. Aku takutjika tidak menyampaikan hari ini.

Jika sekarang aku ada di dekatmu, semoga itu belum terlambatuntuk terjadi sekarang. Harusnya bukan masalah siapa yang pertama dan siapayang terakhir, tapi mungkin ketika tidak terlambat menyadarinya.
)*(&*^$%#@@#%^$&^%*&&^
Lentera Merah My web Lenteramerah https://pojoklenteramerah.blogspot.co.id/