Bibirnya ðŸ’‹ðŸ‘…👄 tuh
 gak tahan banget deh ... merobek, menyayat, menusuk seperti sembilu di 
hati, PEDES,,, wkwkwkkwkwkw Ujar seorang kawan, dalam pengakuannya 
kepada saya, di diskusi group.
Alhamdulillah
 bahasa bibir itu dgn sedikit sabar ternyata dikemudian hari merubah 
mindset saya tentang petualangan yang mesti disertai kemampuan menulis 
& bagaimana membuat sebuah konsep kegiatan alam terbuka menjadi 
riset kecil2an.
Yah, itulah BIBIR, LIDAH dalam soal kritik mengkritik, sayapun
 kadang merasakan pedih euyyyy, namun saya tidak anti kritik, karena apa
 yang terjadi saat ini adalah berkat kritik di masa lampau oleh para 
senior ataupun orang terdekat, kritik itu mampu saya sintesa dalam 
pemacu dan perbaikan hidup saya,
"Apa
 yang elo rasakan kalo ada orang yang mengkritikmu?", saya menjawab 
dengan mudah saja. Sangat senang, karena orang itu masih perhatian 
dengan saya. Apalagi jika seorang wanita yang mengkritik saya...... 
yakin tuh cewek jatuh lope kwkwkwk.
"Yang kita cari apa yang benar, bukan siapa yang benar" - Emha Ainun Nadjib
Mohon
 maaf, jika bibir ini menyayat pikiran2 kalian, dan mohon ampun pada 
gusti allah, saya cuma manusia biasa yang menginginkan perbaikan, life 
about choice and responsibility. "Berubah atau di rubahboleh zaman"


 
No comments:
Post a Comment