Tidak semua orang, bisa di berikan waktu dan kesempatan mengunjungi berbagai
tempat istimewa. Apalagi jika pilihan tujuannya berkeliling Nusantara
ataubahkan DUNIA. Bisa jadi semuanya hanya menjadi daftar keinginan
sebatas mimpi. Yang entah kapan bisa terealisasi. Tidak dipungkiri, biaya jadi
kendala terbesar untuk merealisasikannya, sebuah petualangan menuju petualangan
berikutnya, dari sebuah kota singgah ke kota lainnya, dari sebuah pinggiran
hutan menuju desa-desa di tengah belantara rimba. Mungkin saja ada, sebagian
orang yang tidak memikirkan biaya. Tentu saja dia adalah orang berpunya atau
faktor keberuntungan semata.
Bukanlah hal yang sulit. walau kadang bertahan hidup (Survive) adalah salah satu cara untuk bisa melakukan persinggahan berikutnya hingga bebas singgah, di dimanapun yang disuka.
Petualangan demi petualangan dalam runut waktu hayat sangat identik dengan kesendirian, dan kesunyian. sayapun kerap menjauh dari keramaian. Menghabiskan hari di pojok ruangan dengan secangkir kopi, menjadi pilihan. Membaca catatan-demi catatan, buku demi buku, melahap semua jurnal-jurnal hngga waktu tak berbatas. Bukan karena tidak butuh teman, tapi merasakan kenyamanan, dan bebas mengurai inspirasi yang datang. Mungkin bagi sebagian orang, menyebut makhluk aneh yang hidup dalam khayalan.
Berkelana bukan kerap menikmati dengan kesendirian, lalu kalian berhak mengatakan bahwa perjalanan ini adalah sebuah catatan kesepian. Dalam berkelana memang lebih asik menyendiri. Namun urusan cinta! semuanya penuh warna, dan gairah. Gairah ini bisa menyelam dalam kisah, inci demi inci. Merasakan gejolak di hati, hingga ke relung terdalam.
Dengar dan mengertilah kalau Gairah ini sangatlah luar biasa.
Ketahuilah … jika rasa ini sudah menjadi Cinta pada seseorang. Maka tak akan pernah mati. Namanya akan selalu terpatri dalam hati. Akan mencintai layaknya mencintai petualangan-petualangan kami di segala penjuru Nusantara tercinta ini.
Keyakinan jiwa pada cinta yang fitrah, sama seperti meyakini petualangan alam liar yang saya geluti. Untuk itu saya mencoba percaya bahwa kehidupan yang indah tidak terjadi begitu saja. Ada jalan terjal dan berliku yang harus dilalui, ada kerikil yang berbaur dalam jalan kami.ada badai dan ada terik panas yang menerpa perjalanan Saya.
Kisah-kisah petualangan yang entah dari mana datangnya, yang berserak bagaikan kain perca, mulai saya rajut mejadi sebuah kumpulan kelana ini.ada keinginan menjadi sebuah buku, namun tersentak rasa malu, ternyata banyak kisah tertulis hanyalah kisah-kisah tentang wanita satu ke wanita lainnya yang pernah menjadi inspirasi dalam hidupku, ada juga kisah-kisah gombalan petualang, dan sebagian catatan kuliah atau sekedar cuitan dalam kicau burung di akun twiiter. adapulan catatan sang demosntran, kisah perjalanan aktivis yang mati dalam kesepian . Malu tentunya jika semuanya menjadi buku, pasti para pembaca akan bilang ini diary bukan biografi.
Akhirnya saya putuskan serakan kain-perca ini saya rajut menjadi satu, dalam sebuah media Online, ya sebuah Blog tentunya.
Ide liar ini, berawal dari reuni kumpulan para pejuang kesepian, yang kehilangan raja berkumpul, sebagian telah sukses pada profesi masing- masing, sebagian masih berjuang dalam memenuhi sandang pangan papan, Kami ingin menuliskan catatan perjuangan hidup kami menjadi satu cerita bahwa kami pernah bersama di latih dalam tekanan dan kami pernah juga di bunuh dalam kesepian, hingga tercuat ide, untuk menuliskan ragam cerita kami menjadi sebuah kisah nan heroik dari apa yang pernah kami perjuangkan.namun pada akhirnya kita di sibukan oleh aktivitas petualangan kami masing-masing.
Namun entah ada dorongan semakin menguat dalam jiwa saya, untuk kembali menulis dan mengumpulkan ragam cerita petualangan di masa lalu dalam sebuah nama www.pojoklenteramerah.blogspot,com
Tentu ada keinginan ini menjadi sebuah website pribadi resmi yang berbayar nantinya. Pemilihan nama Lentera Merah hanya tercuat saja dalam bayang benak tanpa sengaja ketika berdiri tegak di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 tanpa sengaja dalam gelap malam melihat cahaya lentera sebuah mercusuar yang kilaunya tak seberapa, namun memberikan makna bagi para pengarung samudera.
Lentera Merah terpencil dalam sudut pandang nan jauh namun menjadi isyarat dan tanda yang memberikan arah sebuah perjalanan. Menganalisa secara rasa dan fikir, memandang ragam sudut cara pandang, dalam kisah petualangan kehidupan.
Di atas disebut bahwa tulisan dalam Letera Merah adalah tulisan pribadi, pandangan, artikel, jurnal, catatan kuliah, kisah cinta, catatan sebuah demosntrasi, dan beberapa berita tulis maupun Foto yang pernah dimuat dalam sebuah media pemberitaan resmi.
Banyak hal yang tentunya tulisan ini mengutip atau copas dari beberapa tulisan yang saya copas, karena suka dan memiliki manfaat, dan tentunya sumber tetap menjadi si pemilik tulisan, jika lentera merah ini bermanfaat tentunya dapat menjadi sebuah pencerah, dan bila ada hal kealpaan saya rasa perlu kritik dan saran, agar perjalanan petualangan berikutnya menjadi lebih baik buah saya.
Lentera Merah terpencil dalam sudut pandang nan jauh namun menjadi isyarat dan tanda yang memberikan arah sebuah perjalanan.
Salam "Sugeng Rahayu"
Admin Lentera Merah
Lenteramerah291@gmail.com
Bukanlah hal yang sulit. walau kadang bertahan hidup (Survive) adalah salah satu cara untuk bisa melakukan persinggahan berikutnya hingga bebas singgah, di dimanapun yang disuka.
Petualangan demi petualangan dalam runut waktu hayat sangat identik dengan kesendirian, dan kesunyian. sayapun kerap menjauh dari keramaian. Menghabiskan hari di pojok ruangan dengan secangkir kopi, menjadi pilihan. Membaca catatan-demi catatan, buku demi buku, melahap semua jurnal-jurnal hngga waktu tak berbatas. Bukan karena tidak butuh teman, tapi merasakan kenyamanan, dan bebas mengurai inspirasi yang datang. Mungkin bagi sebagian orang, menyebut makhluk aneh yang hidup dalam khayalan.
Berkelana bukan kerap menikmati dengan kesendirian, lalu kalian berhak mengatakan bahwa perjalanan ini adalah sebuah catatan kesepian. Dalam berkelana memang lebih asik menyendiri. Namun urusan cinta! semuanya penuh warna, dan gairah. Gairah ini bisa menyelam dalam kisah, inci demi inci. Merasakan gejolak di hati, hingga ke relung terdalam.
Dengar dan mengertilah kalau Gairah ini sangatlah luar biasa.
Ketahuilah … jika rasa ini sudah menjadi Cinta pada seseorang. Maka tak akan pernah mati. Namanya akan selalu terpatri dalam hati. Akan mencintai layaknya mencintai petualangan-petualangan kami di segala penjuru Nusantara tercinta ini.
Keyakinan jiwa pada cinta yang fitrah, sama seperti meyakini petualangan alam liar yang saya geluti. Untuk itu saya mencoba percaya bahwa kehidupan yang indah tidak terjadi begitu saja. Ada jalan terjal dan berliku yang harus dilalui, ada kerikil yang berbaur dalam jalan kami.ada badai dan ada terik panas yang menerpa perjalanan Saya.
Kisah-kisah petualangan yang entah dari mana datangnya, yang berserak bagaikan kain perca, mulai saya rajut mejadi sebuah kumpulan kelana ini.ada keinginan menjadi sebuah buku, namun tersentak rasa malu, ternyata banyak kisah tertulis hanyalah kisah-kisah tentang wanita satu ke wanita lainnya yang pernah menjadi inspirasi dalam hidupku, ada juga kisah-kisah gombalan petualang, dan sebagian catatan kuliah atau sekedar cuitan dalam kicau burung di akun twiiter. adapulan catatan sang demosntran, kisah perjalanan aktivis yang mati dalam kesepian . Malu tentunya jika semuanya menjadi buku, pasti para pembaca akan bilang ini diary bukan biografi.
Akhirnya saya putuskan serakan kain-perca ini saya rajut menjadi satu, dalam sebuah media Online, ya sebuah Blog tentunya.
Ide liar ini, berawal dari reuni kumpulan para pejuang kesepian, yang kehilangan raja berkumpul, sebagian telah sukses pada profesi masing- masing, sebagian masih berjuang dalam memenuhi sandang pangan papan, Kami ingin menuliskan catatan perjuangan hidup kami menjadi satu cerita bahwa kami pernah bersama di latih dalam tekanan dan kami pernah juga di bunuh dalam kesepian, hingga tercuat ide, untuk menuliskan ragam cerita kami menjadi sebuah kisah nan heroik dari apa yang pernah kami perjuangkan.namun pada akhirnya kita di sibukan oleh aktivitas petualangan kami masing-masing.
Namun entah ada dorongan semakin menguat dalam jiwa saya, untuk kembali menulis dan mengumpulkan ragam cerita petualangan di masa lalu dalam sebuah nama www.pojoklenteramerah.blogspot,com
Tentu ada keinginan ini menjadi sebuah website pribadi resmi yang berbayar nantinya. Pemilihan nama Lentera Merah hanya tercuat saja dalam bayang benak tanpa sengaja ketika berdiri tegak di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 tanpa sengaja dalam gelap malam melihat cahaya lentera sebuah mercusuar yang kilaunya tak seberapa, namun memberikan makna bagi para pengarung samudera.
Lentera Merah terpencil dalam sudut pandang nan jauh namun menjadi isyarat dan tanda yang memberikan arah sebuah perjalanan. Menganalisa secara rasa dan fikir, memandang ragam sudut cara pandang, dalam kisah petualangan kehidupan.
Di atas disebut bahwa tulisan dalam Letera Merah adalah tulisan pribadi, pandangan, artikel, jurnal, catatan kuliah, kisah cinta, catatan sebuah demosntrasi, dan beberapa berita tulis maupun Foto yang pernah dimuat dalam sebuah media pemberitaan resmi.
Banyak hal yang tentunya tulisan ini mengutip atau copas dari beberapa tulisan yang saya copas, karena suka dan memiliki manfaat, dan tentunya sumber tetap menjadi si pemilik tulisan, jika lentera merah ini bermanfaat tentunya dapat menjadi sebuah pencerah, dan bila ada hal kealpaan saya rasa perlu kritik dan saran, agar perjalanan petualangan berikutnya menjadi lebih baik buah saya.
Lentera Merah terpencil dalam sudut pandang nan jauh namun menjadi isyarat dan tanda yang memberikan arah sebuah perjalanan.
Salam "Sugeng Rahayu"
Admin Lentera Merah
Lenteramerah291@gmail.com