Showing posts with label Intelejen. Show all posts
Showing posts with label Intelejen. Show all posts

Thursday, November 10, 2016

Selamat hari PAHLAWAN, Mampukah Kita Siap Menghadapi Perang Senyap "Perang Candu" Bukan Angkat Senjata Lagi !

Sebuah sejarah kelam bagi para pemenang perang dunia ke II dimana serdadu Inggris kalah telak oleh pemuda sipil dan militer arek surabaya.

Ada satu tokoh yang menurut saya banyak mengungkap tabir kelam sejarah khususnya aksi 10 November 1945, yaitu Jenderal Hario kecik yang memiliki nama asli Suhario Padmodiwirjo , beliau adalah pelaku dan saksi sejarah pertempuran surabaya  Oktober-Nopember ’45. Pendiri  Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR), cikal bakal polisi militer sekarang.

Saat pertempuran terjadi, calon dokter ini membentuk Saat Corps Mahasiswa Djawa Timur (CMDT). Dia dipercaya menjadi Komandan yang memimpin daerah operasi sekitar Kawi, Malang Selatan,

Dalam perjalanan karier militernya, Hario kecik dipercaya mengemban tugas sebagai unit inteljen oleh orang nomer dua di tubuh TKR yaitu jenderal Oerip, dengan di bawah pengawasan tokoh intelejen yang juga salah satu pendiri cikal bakal BIN yaitu letkol Lubis

Sejumlah pendidikan militer pun pernah diikutinya. Sejarah mencatat, dia sempat dikirim ke sekolah militer di Amerika dan menjadi lulusan terbaik sekaligus penembak termahir di Fort Benning, Georgia, AS, pada 1956.
Pemakaman Jenderal Hario Kecik di TMP Surabaya

Hario juga menjadi satu-satunya perwira militer dari Indonesia yang memiliki pengalaman pendidikan di College Suvorov, Moskow, pada 1965. Atas prestasi itu, Hario sempat menjadi prajurit kesayangan Presiden Soekarno.

Karir militer Hario pun melesat sampai dia berhasil meraih pangkat mayor jenderal dengan jabatan terakhir Pangdam IX/Mulawarman di Kalimantan pada 1959–1965. Sayang, kecemerlangan Hario tersebut lenyap begitu saja ketika pulang dari sekolah di soviet dan dia dituduh rezim Soeharto terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI)saat itu.

Monday, October 18, 2010

Ilmune Pemimpin Besar : Weruh sadurunge winarah (Mengetahui sesuatu yang akan terjadi kelak)

Weruh sadurunge winarah, mengetahui sesuatu yang akan terjadi kelak.

Ini adalah sebuah ilmu yang sering disebut ilmu kasyaf atau dikenal ilmu kaweruh dalam bahasa jawa, dalam bahasa modern yangg memliki ilmu ini disebut ahli nujum, saya tida ingin membahas tentang ahli nujum atau pandai meramal,  Setelah bersemedi berhari-hari di depan layar monitor dan ikut pelatihan ngilmu ini,   ternyata  makna kata weruh sadurunge winarah sangatlah luas bahasannya.


Percaya atau tidak kita sering kali berpikir apa rencana masa depan kita, setelah melakoni maka rencana itu berjalan, dan berhasil, ini juga termasuk dalam arti kata "weruh sadurunge winarah" contoh lainnya adalah .... karena ingin lulus ujian maka si fulan belajar keras. Meskipun tidak 100% pasti benar si fulan mengetahui masa depannya, yaitu jika tdk belajar maka tdk lulus. kira-kira Begitulah,

catatan ini merupakan bagian lanjutan dari catatan satu bulan lalu tentang terapi berpikir positif ! dalam makna weruh sadurunge winarah, bahwa apapun di masa depan akan kita ketahui jikalau kita benar dan bersungguh-sungguh  ! dan otak di kepala kita terus di beri asupan untuk mewujudkan apa yang diimpikan oleh kita, insyallah berhasil.


Dalam dunia intelejen kata weruh sadurunge winarah  merupakan sebuah pedoman yang dipakai oleh para pelakunya. kenapa para inteljen bisa menebak suatu kejadian akan terjadi karena mereka memahamai benar atas kejadian yang ada.

Sebuah kejadian akan menjadi sebuah informasi, kumpulan informasi itu apabila di olah akan menjadi sebuah data ( data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian (kumpulan fakta)), dan data itu menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya atau yang kemudian dapat di ambil suatu  dan atau keputusan dari data-data yang sudah di olah tersebut. Dari tindakan akan terjadi sebuah kejadian baru, dan seterusnya akan menjadi sebuah siklus.

coba lihatlah kejadian-kejadian yang ada disekitar kita,   Ada perampokan toko emas dengan bersenjata   dan tak lama ada bom bali I  dan bom bali 2, ada perampokan di tanggerang tak lama bom Jw mariot, nah baru-baru ini juga ada perampokan   bersenjata di medan adakah bom lagi?

Bisa jadi iya atau bisa jadi tidak , kalau para intelejen sudah memahami satu persatu dari fakta-fakta yang ada! dan mereka olah masing-masing kejadian sehingga terbentuklah sebuah pola, yang pada akhirnya menjadi data yang berguna untuk di ambil kebijakan dengan melakukan  tindakan preventif.

Lalu bagaimana dengan diri kita, kalau yang tadikan itu  sekelumit dunia intelejen?
kembali mengingat pepatah,  "sebuah keberhasilan datangnya dari kegagalan,...."

Ketika kita gagal, maka kejadian-kejadian atas hal yang kita alami merupakan sebuah fakta, yang kemudian kita olah menjadi data untuk di ambil sebuah kebijakan baru, saat mengolah data kita memilah milih mana yang membuat gagal mana yang berpotensi menjadi peluang keberhasilan. jika bersungguh-sungguh maka tidak ada kegagalan lagi...kalau sampai gagal artinya dia tidak pernah belajar dari kesalahan! dan memang tak bersungguh sungguh alias memang bukan pemimpi besar! :katanya si pemimpin besar berawal dari mimpi (angan-angan besar) yang diwujudkan dalam tindakan.

jadi lakonilah ilmu ini Weruh sadurunge winarah kalau anda ingin jadi pemimpin,...karena seorang pemimpin harus tau terlebih dahulu apa yang diingikan oleh bawahannya, harus mengerti dan mememahami apa yang diinginkan oleh anak buahnya. harus tahu mimpi apa yang harus diwujudkan di masa depan, dan langkah apa yang harus diterapkan ! selamat ngilmu

Intelejen ilmu bukan sekedar menjadi dektektif (bagian ke II) Inteljen Untuk Rakyat


Intelijen sangat berguna untuk peringatan atas bahaya potensial; “Proses intelijen” menggambarkan penanganan informasi dan perubahannya ke dalam materi yang bermanfaat bagi penegakan hukum. Intelejen Untuk siapa?

What Is “Useful Intelligence for Law Enforcement?” (Apa Itu “Intelijen yang Bermanfaat bagi Penegakan Hukum?”)


Ketika disajikan dalam istilah intrik politik dan dunia sensasi melodrama Hollywood, penegakan hukum terlihat sebagai sebuah “ekspedisi memancing”, himpunan data pribadi yang biasa melanggar hak privasi warganya. Sebaliknya, penyebaran personel intelijen seharusnya melindungi orang dari unsur kejahatan yang terorganisasi. Operasi difokuskan pada kelompok yang cenderung melakukan kekerasan atau terikat dalam aktivitas yang mengganggu kehidupan masyarakat.

Dalam laporannya berjudul “Report on Police” National Advisory Commission on Criminal Justice Standards and Goals menyatakan:

karena sifat dari aktivitas kejahatan terorganisasi dan permasalahan yang menimbulkan gangguan keamanan, setiap lembaga kepolisian harus mengembangkan dan mempertahankan kemampuan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi dan menyebar intelijen ke sumber yang sesuai. Aktivitas kejahatan terorganisasi dan gangguan keamanan tidak dibatasi dalam area geografis yang terbatas tetapi tersebar luas dan bermobilitas tinggi. Sistem kebijakan negara bagian harus mampu berinteraksi satu sama lain seperti berinteraksi dengan unit intelijen penegakan hukum nasional. Manakala memungkinkan, operasi intelijen yang diarahkan pada kejahatan terorganisasi dan gangguan keamaan perlu dilakukan secara terpisah, saling menguatkan tapi tidak pernah menggabungkan...


Secara tradisional, konsep gangguan keamanan di negeri ini difokuskan pada kerusuhan rasial, pemberontakan mahasiswa, dan pemogokan serikat pekerja. Kepercayaan yang melegakan bahwa “terorisme” terjadi di tempat lain sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Terorisme internasional telah menyerang warga Amerika di luar negeri dan berbagai target di dalam Amerika Serikat. Terorisme merupakan jaringan tersembunyi dari peristiwa-peristiwa yang saling terkait, terorganisasi secara longgar maupun tertutup. Dengan mempelajari siapa dan apa yang telah diserang, kantor penegak hukum dapat menyimpulkan kemungkinan target yang akan datang, lokasi mereka, dan tindakan pencegahan yang paling efektif. Dengan demikian, yang sangat dibutuhkan adalah mengumpulkan dan menganalisis informasi.


Fungsi intelijen dari lembaga penegak hukum adalah mengumpulkan informasi tentang aktivitas individu atau kelompok yang terlibat kejahatan. Proses yang mengalihkan kecerdasan dasar ini dalam data yang berguna mencakup evaluasi, analisis, dan penyebaran materi yang dihasilkan ke unit-unit utama dalam lembaga penegak hukum. Unit ini selanjutnya menggunakan informasi untuk referensi, sebagai sebuah peringatan terhadap sesuatu yang akan datang, atau sebagai sebuah indikasi aktivitas kejahatan dalam tahap pengembangan.


Category Intelligence (Kategori Intelijen) Ada dua kategori intelijen yang luas dan terkadang saling tumpang tindih yakni taktis dan strategis. Intelijen taktis memberi kontribusi langsung pada pencapaian tujuan penegakan hukum tertentu. Intelijen ini mungkin berupa petunjuk dari penyidik, sekumpulan daftar subjek pengawasan potensial, atau rekaman aktivitas seorang lintah darat. Hal itu mungkin sesederhana seperti menyampaikan sebuah fakta dari satu unit intelijen polisi ke unit lain. Sebagai contoh, seorang polisi dari sebuah unit menyampaikan informasi tentang subyek X dan menunjukkan bahwa X memiliki hubungan dengan subjek Y. Informasi sederhana menjadi intelijen taktis manakala unit yang meminta informasi mengumpulkan berkas tentang subyek tertentu dengan maksud untuk menahan tersangka.


Intelijen strategis berbeda dari intelijen taktis. Intelijen ini berhubungan dengan persoalan yang lebih besar yang menjadi perhatian para pembuat keputusan tingkat atas dari lembaga penegak hukum, lebih dari sekadar “embel-embel” dari dukungan intelijen yang dibutuhkan penyidik atau polisi patroli untuk pekerjaannya. Contoh dari intelijen strategis adalah laporan pertumbuhan kejahatan terorganisasi yang memberikan petugas senior gambaran lengkap tentang kekuatan, pengaruh, dan efektivitas dari aktivitas kejahatan terorganisasi dalam yurisdiksi mereka dan sekitarnya.

“Kejahatan terorganisasi” dapat ditetapkan sebagai aktivitas kejahatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, anggota dari susunan konglomerat, atau sebuah sistem monolitik. Kejahatan terorganisasi juga ditetapkan sebagai konspirasi mengabadikan diri yang dirancang untuk meraup keuntungan melebihi biasanya dari masyarakat dengan segala cara. Kejahatan terorganisasi tidak terbatas pada tindak kejahatan yang terseleksi yang dilakukan oleh kelompok individu tertentu; tidak ada jenis kejahatan yang terlewatkan dari pekerjaan kejahatan terorganisasi.

Yang menjadi tanggung jawab dasar dari semua lembaga penegak hukum adalah mempertahankan ketertiban masyarakat yang meliputi fungsi penegakan hukum dan pemeliharaan perdamaian. Gangguan masyarakat meliputi tindakan ilegal bermotif ideologi yang menyebabkan luka tubuh atau kerusakan properti, mencampuri operasi lembaga-lembaga pemerintah atau aktivitas hukum yang dilakukan oleh organisasi atau individu, atau mengancam keamanan sarana umum, akses ke fasilitas publik atau keamanan publik. Fungsi intelijen yang digunakan untuk mengidentifikasi individu atau organisasi yang menyokong atau menggerakkan gangguan masyarakat dirancang untuk melindungi warga dari tindakan ilegal.

Structure of Intelligence Function (Struktur Fungsi Intelijen)
Fungsi intelijen secara tradisional disusun sebagai berikut:
• Sistem federal—Departemen Kehakiman.
• Sistem negara bagian—lembaga intelijen negara bagian yang independen.
• Sistem regional—berdasarkan kebutuhan wilayah.
•Sistem lokal—dengan basis kota atau daerah.

Sistem federal. Divisi dan biro dalam Departemen Kehakiman terlibat dalam upaya pengumpulan intelijen nasional yang terkoordinasi. Lembaga federal pada umumnya menggunakan konsep gugus tugas untuk memerangi kejahatan terorganisasi dan gangguan masyarakat. Pada dasarnya, konsep ini melibatkan beberapa departemen dalam departemen untuk melakukan penyidikan dari dekat, mengembangkan intelijen, dan ketika dibutuhkan menuntut di pengadilan. Sistem negara bagian.

Sistem negara bagian mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, dan menyebarkan intelijen. Sistem intelijen di setiap negara bagian berbeda dalam hal struktur dan wewenangnya. Sebagai contoh, Bureau of Laws Enforcement Florida merupakan lembaga negara bagian yang terlibat dalam aktivitas intelijen yang luas. Organized Crime Intelligence Branch dari Division of Law Enforcement dari Californ Department of Justice juga memberikan intelijen dan dukungan yang sangat jitu di tingkat negara bagian. Contoh lain adalah Michigan Intelligence Network (MIN) yang didirikan oleh Michigan Association of Chiefs of Police, Michigan Sheriffs’ Association, dan Michigan State Police.


Sistem regional. Gabungan sistem intelijen multinegara bagian atau multiyurisdiksi dapat memberikan keuntungan yang khas berdasarkan faktor-faktor seperti topografi, kesamaan budaya, dan pembagian biaya. Akibatnya, beberapa sistem regional terbentuk dengan dasar formal ataupun informal untuk memberikan sarana pertukaran intelijen.

Sistem lokal. Sebagai sebuah pedoman umum, sistem lokal adalah setiap lembaga penegak hukum daerah yang memiliki lebih dari 75 pegawai dengan kemampuan intelijen penuh. Di lembaga yang memiliki kurang dari 75 anggota, penunjukan seorang petugas untuk mencari bantuan intelijen dari sumber regional atau negara bagian dan mendorong upaya intelijen di dalam lembaga merupakan alternatif untuk menjadi sebuah unit formal.

Operasi intelijen biasanya terpusat. Desentralisasi membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia; kemampuan pengawasan menurun; upaya menjadi terpecah karena luasnya distribusi sumber daya manusia; dan komunikasi efektif mengenai aktivitas kriminal menjadi terhambat.

Placement of the Intelligence Function and Planning (Penempatan Fungsi dan Perencanaan Intelijen)

Kualitas intelijen tergantung pada sejumlah faktor. Mungkin faktor yang paling penting adalah pemisahan fungsi intelijen dari operasi. Di sebagian besar lembaga, unit intelijen melapor langsung pada kepala kepolisian, untuk menyingkirkan kemungkinan data intelijen berubah atau hilang saat disaring melalui berbagai tingkat perintah. Sebagai staf organisasi, unit intelijen merupakan bagian dari proses pembentukan strategi, tetapi bukan merupakan pendukung pendekatan tertentu.


Manajemen, personalia, catatan, dan operasi unit intelijen kejahatan terorganisasi pada umumnya terpisah dari operasi intelijen gangguan masyarakat. Administrasi fungsi intelijen membutuhkan perencanaan, susunan pegawai, pengarahan, dan pengawasan yang logis. Sebuah sistem pada umumnya dikembangkan untuk pengumpulan informasi yang akurat dari unit non-intelijen, unit intelijen lain, dan sumber-sumber di luar lembaga penegak hukum. Kriteria khusus juga dikembangkan untuk menyeleksi polisi yang ditugaskan dalam unit intelijen.

Administrasi fungsi intelijen membutuhkan pengawasan yang tepat yang diadakan dengan tujuan mendeteksi penyimpangan kebijakan lembaga. Persyaratan wajib adalah, informasi ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan akses dan analisis yang cepat dan efektif. Semua berkas harus sudah dilakukan pengecekan silang sepenuhnya dan disusun secara fungsional dan biografis.

Kategori berkas meliputi kejahatan terorganisasi, korupsi, pelanggaran dengan senjata api, perjudian, pembajakan, tenaga kerja, bisnis sah (dihadapkan dengan kejahatan terorganisasi), lintah darat, Mafia/Cosa Nostra/Sindikat, pembunuhan, narkotika, pornografi, dan prostitusi. Berkas yang terpisah diperuntukkan bagi orang dan organisasi yang terkait dengan gangguan masyarakat dan terorisme. Semua berkas juga harus disimpan menurut tanggal yang telah terjadi atau mungkin merupakan kesempatan terjadi gangguan dan menurut korban potensial yang telah atau tampaknya akan menjadi target serangan.
Analysis of Intelligence Information (Analisis Informasi Intelijen)

Informasi yang masuk dianalisis untuk mencari pola, jaringan, koneksi, atau kawasan baru dari aktivitas kejahatan. Tanpa analisis yang tepat, informasi tidak dapat memberikan kontribusi secara efektif pada tujuan strategis lembaga penegak hukum. Tanpa kemampuan analisis, banyak informasi mentah yang masuk akan tetap mentah; terlebih lagi banyak informasi berharga yang akan hilang dalam sistem pengarsipan.

Pengumpulan data dibagi dalam dua kategori umum, jelas dan tersamar. Pengumpulan jelas meliputi informasi yang diterima dari penyidik intelijen, unit non-intelijen dalam lembaga penegak hukum, dan sumber-sumber lain. Di dalamnya juga meliputi informasi yang diperoleh melalui keluhan dari orang yang status atau posisinya menempatkan mereka dalam posisi untuk melihat atau mendengar fakta penting mengenai aktivitas kejahatan. Di sisi lain, kumpulan tersamar meliputi perolehan informasi dari subjek yang tidak sadar bahwa dirinya sedang diamati atau disadap. Kumpulan tersamar menyangkut pengawasan secara fisik dari tersangka yang menjadi anggota komunitas kriminal tanpa sepengetahuan mereka, seperti halnya pengawasan elektronik dan penggunaan informan dan penyidik yang menyamar.

Hipotesis merupakan alat intelijen yang penting dan efektif. Pada dasarnya, para analis mempelajari ketersediaan informasi, berusaha untuk menyatukannya dalam pola yang logis, dan mengembangkan pernyataan sementara seakan menggambarkan operasi yang ditinjau. Bila informasi terbatas dan kurang terkait, maka dapat dikembangkan beberapa hipotesis yang memungkinkan. Kemudian dilakukan upaya untuk menguji apakah informasi yang mendasari hipotesis tersebut dapat dipercaya. Efektivitasnya bergantung pada bentuk formal, yakni susunan permanen arus informasi mentah yang terjangkau oleh unit intelijen dari semua sumber yang mungkin. Sumber ini meliputi petugas intelijen, perlengkapan kumpulan teknis, elemen pelaporan lain di dalam atau di luar lembaga penegak hukum, catatan umum dan resmi, dan informasi dari sektor swasta.


Laporan lapangan dari penyidik atau petugas lainnya tidak dapat dianggap sebagai “intelijen” sampai laporan tersebut dievaluasi, dibandingkan dengan data pada berkas, dan kemungkinan dikombinasikan dengan informasi lain. Dokumentasi untuk masukan ini dirancang untuk mengumpulkan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan unit untuk evaluasi yang bermakna.

Pada kebanyakan lembaga penegak hukum dengan fungsi intelijen, perlu dilakukan tinjauan berlanjut dari operasi yang berhasil, gagal, dan umum dari unit untuk memastikan kesesuaiannya dengan tujuan dan sasaran departemen. Kebutuhan akan kepastian bahwa fungsi intelijensi melayani kebutuhan dari seluruh lembaga dan komunitas yang dicari lembaga untuk dilayani, memberikan beban khusus bagi mereka yang bertanggung jawab untuk pengaturan dan perencanaan. (Dari berbagai sumber bacaan)

Joseph C. DeLadurantey

Daftar Pustaka
  1. Bouza, Anthony V. Police Intelligence: The Operating of an Investigative Unit. New York: AMS Press, 1976.
  2. DeLadurantey, Joseph P. dan Daniel R. Sullivan. Criminal Investigation Standards. New York: Harper & Row, 1980.
  3. Schultz, Donald O. dan Loran A. Norton. Police Operational Intelligence. Springfield, IL: Charles C. Thomas, 1973. U.S.
  4. Congress. Senate. Committee on the Judiciary. Subcommittee on Criminal Laws and Procedures. The Erosion of Law Enforcement Intelligence and Its Impact on the Public Safety. Washington. DC: Government Printing Office, 1978.  

Intelejen ilmu bukan sekedar menjadi Dektektif bagian I


Intelijen merupakan pengetahuan terhadap kondisi masyarakat, permasalahan potensial, dan aktivitas kriminal di masa lalu, sekarang, dan yang diusulkan. Intelijen mungkin tidak lebih dari sekadar informasi yang dapat dipercaya dan peringatan atas bahaya potensial; intelijen juga merupakan produk dari sebuah proses rumit yang mencakup penilaian yang diinformasikan, keadaan sesuatu, atau sebuah fakta tunggal. “Proses intelijen” menggambarkan penanganan informasi dan perubahannya ke dalam materi yang bermanfaat bagi penegakan hukum.

Pada umumnya  intelijen memiliki tiga fungsi dasar: pengumpulan, analisis dan, ciri yang melekat pada seluruh proses intelijen adalah kontra intelijen atau dalam jaman penjajahan disebut GLG (gerilya lawan gerilya). Fungsi keempat yang agak jarang dilakukan oleh  intelijen luar negeri adalah tindakan tertutup yang semakin sering diperdebatkan apakah hal tersebut merupakan fungsi intelijen yang pantas dalam negara maju.

Pengumpulan Pengumpulan merupakan prinsip dasar dari intelijen, yakni upaya untuk mendapatkan informasi tentang orang, tempat, kejadian dan kegiatan yang dibutuhkan oleh pemerintah namun tidak dapat diperoleh melalui sumber-sumber yang terdapat secara luas dalam masyarakat, jalur diplomatik, maupun melalui kontak kontak lainnya. Tanpa pengumpulan, intelijen hanyalah merupakan perkiraan belaka.

Sistem pengelolaan pengumpulan digunakan untuk masing-masing dari ketiga metode utama pengumpulan: intelijen manusia yakni informasi yang dikumpulkan oleh manusia seperti mata-mata, agen, orang dalam, atau diambil dari pembelot, pengadu, informan, diplomat, pelaku bisnis, pelaku perjalanan dan media, dan lain-lain; intelijen sinyal terdiri dari data dan informasi yang dikumpulkan melalui penyadapan radio, radar, atau pancaran elektronik lainnya termasuk laser, cahaya yang terlihat dan optik elektronik; dan intelijen gambar yang merupakan data dan informasi yang dikumpulkan melalui foto, atau teknologi pengambilan gambar secara elektronik, inframerah, ultra-violet dari darat, angkasa, ataupun luar angkasa. Intelijen manusia dapat dipecah lagi menjadi pengumpulan terbuka dan rahasia.

Keterampilan dan teknik intelijen manusia secara rahasia sangat berbeda dengan yang dibutuhkan untuk pengumpulan intelijen manusia secara terbuka dan karena itu pengaturan dan tanggungjawabnya juga berbeda. Demikianpun dalam pengaturan pelaporan dan penyebaran intelijen yang dikumpulkan melalui setiap metode yang berbeda. Karena kartografi dan pemetaan sekarang sudah sangat bergantung pada pengambilan gambar atau pencitraan, maka ada alasan yang cukup kuat untuk memasukkan pemetaan militer atau yang lainnya ke dalam metode ini.

Secara teoritis, semua kemampuan pengumpulan harus dilakukan terhadap target yang sama untuk memastikan konfirmasi fakta yang independen terhadap hasil yang diperoleh melalui penggunaan satu metode. Karena berbagai kerumitan dan kebutuhan yang berbeda, ini tidaklah selalu praktis untuk dilakukan dan terkadang sangatlah mahal.

Jadi sumber terbuka atau informasi yang tersedia secara publik dibutuhkan untuk mengenali kesenjangan pengetahuan, mengkonfirmasi bahwa informasi hanya bisa diperoleh dengan menggunakan metode intelijen tertentu, dan untuk memastikan bahwa kebutuhan yang ada memang membenarkan penggunaan kemampuan pengumpulan yang mahal atau beresiko, dan baru sesudah itu tugas diberikan kepada pengumpul intelijen.

Sistem pengumpulan intelijen tidak boleh digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tersedia secara luas dalam masyarakat. Walaupun mungkin akan terkumpul sebagai produk sampingan selama pengumpulan intelijen, informasi publik harusnya didapatkan dengan cara lain tanpa menggunakan cara-cara rahasia.

Kemampuan pengumpulan informasi dari intelijen yang berbeda-beda seharusnya digunakan hanya untuk mengumpulkan informasi yang secara masuk akal dapat ditetapkan atau sebelumnya telah divalidasi sebagai sesuatu yang penting bagi pembuat kebijakan atau pengguna intelijen. Lebih jauh lagi, biaya politis yang mungkin ada harus betul-betul diperhitungkan dengan keuntungan potensialnya. Dengan demikian pejabat kebijakan senior haruslah terlibat dalam proses ini.

Analisa Analisa adalah istilah yang digunakan untuk proses pencocokan, penguraian, dan evaluasi informasi mentah dan dari berbagai sumber diolah menjadi produk intelijen: dalam bentuk peringatan dan laporan situasi, analisa, penilaian, perkiraan, dan kertas briefing.

Analisa dan produksi sebaiknya dilakukan dalam kedekatan dengan para pengguna produk intelijen. Dalam mengelola pengumpulan, analisa dapat bertumpu pada metode-metode pengumpulan untuk menyediakan informasi mentah maupun olahan untuk dievaluasi dan kemudian membentuk produk agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Produk ini harus mencakup apa yang diketahui (fakta), bagaimana hal itu diketahui (sumber), dasar pertimbangan (asumsi kunci), dampak dari perubahan dasar pertimbangan (hasil-hasil alternatif), dan apa yang tetap tidak diketahui.

Tujuan utamanya adalah untuk meminimalisasi ketidakpastian yang harus dihadapi oleh para pembuat kebijakan dalam membuat keputusan tentang keamanan nasional dan kebijakan luar negeri. Analisa juga harus membantu dalam memaknakan isu-isu yang rumit dan menggugah perhatian ke masalah-masalah atau ancaman-ancaman yang akan muncul terhadap kepentingan nasional. Jadi yang penting bukan hanya untuk menentukan apa yang akurat melainkan juga apa yang relevan untuk kebutuhan pembuat kebijakan.

Badan-badan Intelijen tidak boleh memenuhi permintaan analisa bila sebelumnya mereka mengetahui bahwa informasi yang didapatkan melalui intelijen hanya sedikit tingkat relevansinya terhadap analisa keseluruhan dari subyek tersebut. Mereka juga tidak boleh menerima permintaan analisa ketika hal itu dapat dicapai menggunakan sumber-sumber publik yang tersedia kecuali bila para analis atau badan intelijen tersebut dapat memberikan bobot tambahan yang signifikan terhadap analisa materi dari sumber-sumber terbuka. (dari berbagai sumber)

Wednesday, November 25, 2009

KTut Tantri : Perempuan Pejuang, Intelejen, Tawanan, Seniman, Penyiar, Sejarahwan Bangsa Indonesia,

Revolusi Nusa Damai


Mengenalkah anda Ktut Tantri, pasti sebagian orang mengatakan bahwa namanya adalah
nama Bali dan pasti adalah orang Bali,…Mungkin anda akan heran bila
bertemu langsung, bahwa Ktut Tantri ternyata adalah wanita Amerika.

K’tut Tantri merupakan penulis dari buku yang merupakan biografinya . Pertama kali terbit 1960 dengan judul “Revolt in Paradise,” yang kemudian diterjemahkan dalam edisi Indonesia menjadi “Revolusi di Nusa Damai.” Sebuah otobiografi yang sudah diterjemahkan lebih dari 12 bahasa. Dalam
penulisannya buku ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Melanglang Buana,
Firdaus Yang Hilang, Berjuang Demi Kemerdekaan.

Perempuan bernama asli Muriel Pearson ini merupakan warga negara Amerika Serikat kelahiran Inggris, seorang seniman yang suatu siang di tahun 1932 menonton film, “Bali-The Last Paradise” di Hollywood. Begitu terkesannya, dia langsung jatuh cinta dengan Bali dan bertekad memulai hidup sebagai artis bohemian di sana.

Wanita ini telah menganggap bahwa Indonesia adalah tanah airnya. Di bilang pejuang karena Ia rela berkorban ikut perang kemerdekaan di tahun 1945. di Bilang Intelegnt, karena banyak perannya ia sebagai
spionya untuk kemerdekaan Indonesia, bahkan dengan bantunya ia bisa menyelundupkan senjata untuk membantu Tentara Indonesia. Mau tau kisahnya…

Bagian pertama buku ini menceritakan kisah saat Ia menjual seluruh hartanya dan rela menempuh perjalanan ribuan mil dengan kapal, menuju Batavia. kisah perjalanan dia yang dimulai dengan mengendarai mengendarai mobil seorang diri menyusuri jalan di pulau Jawa yang gelap dan rawan dengan ‘begal’ atau perampokan. Beruntung ia bertemu dengan Pito, seorang anak kecil yang menjadi penunjuk jalannya menuju pulau dewata, Bali. Agaknya jalan kehidupannya sudah ditentukan oleh dewa-dewa Bali ketika bahan bakar mobilnya habis, dan berhenti di sebuah pura kerajaan di sana.

Diangkat jadi anak Raja Bali
"Sekarang aku mempunyai seorang putra dan tiga orang putri. …Kau kami namakan K’tut, yang dalam bahasa Bali berarti anak keempat, Ktut Tantri, demikian gadis itu mengubah namanya setelah ia diangkat menjadi salah puteri raja tersebut.
Bagian
kedua buku ini menceritakan jaman dimana Jepang berkuasa di Indonesia dan awal keterlibatan K’tut Tanri dalam gerakan bawah tanah, sampai akhirnya dia tertangkap dan dipenjarakan oleh Jepang. Diberi judul Firdaus yang Hilang karena menurut kesaksiannya apa yang indah dari bali pada waktu itu berangsur hilang, termasuk usaha hotelnya yang dirintis bersama beberapa orang Bali. …Siksaan
bertubi-tubi dan kelaparan yang kualami mulai menampakkan akibatnya.

Berhari-hari aku terkapar saja dalam selku, tanpa mampu menggerakkan lengan. Seorang dokter bangsa Jepang datang dua kali sehari untuk memberi obat dan membangkitkan semangat hidupku. Tetapi tubuhku semakin lemah.

Bagian terakhir buku ini mengisahkan hari – hari yang bersejarah bagi negeri ini, segera setelah kekalahan Jepang , Tantri dirawat oleh laskar pejuang selama beberapa waktu sampai sembuh di Mojokerto, … mengharukan membaca bagaimana para pejuang waktu itu menawarkan bahwa mereka siap mengawalnya kalau dia berkeinginan ke luar dari wilayah Indonesia mengingat apa yang telah dia lakukan dalam gerakan bawah tanah di Jaman Jepang meskipun mereka sendiri juga berharap bahwa Tantri bersedia menggabungkan diri dengan perjuangan mereka.



Selanjutnya , sejarah mencatat Ktut Tantri banyak terlibat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam revolusi kemerdekaan. pada tanggal 10 November 1945. Kita juga diberitahu bagaimana pertempuran ini ’bergema” di penjuru dunia. Di udara ia dikenal sebagai ‘ Surabaya Sue ‘ yang menyiarkan diplomasi perjuangan Indonesia ke seluruh dunia melalui radio pemancar laskar pejuang pimpinan Bung Tomo .Bahkan ia juga menembus blokade laut Belanda menuju Singapura untuk membawa barang barang selundupan untuk dijual di sana guna membiayai revolusi kemerdekaan sebuah negara yang begitu dicintai.

Sejarah kita juga mencatat bahwa pengakuan awal terhadap nation Indonesia datang dari Pemerintah Mesir dan 7 negara Arab. Tapi sejarah kita tidak mencatat bahwa K’tut Tanri lah yang berjasa ‘menyelundupkan” Abdul Monem utusan Raja Farouk dari Singapura ke Yokya menembus blokade Belanda untuk menyerahkan surat pernyataan tersebut kepada Presiden Sukarno.

Ktut Mendukung Indonesia Merdeka …Bung Karno mengangkat tangannya. Ketika rakyat sudah tenang, ia berkata, "Masih adasatu hal yang hendak kukatakan sebelum aku meninggalkan saudara-saudara. Saudara-saudara melihat seorang wanita kulit putih ada di atas panggung bersamaku malam
ini. …Kuperkenalkan Saudara K’tut Tantri dari Bali. …Saudara K’tut ini warga Amerika kelahiran Inggris, tetapi ia lebih Indonesia daripada Inggris atau Amerika. Ia memihak kita. Ia telah berjuang sekuat tenaga untuk membantu kita berjuang demi kemerdekaan."

Anda harus sadar bahwa anda hanya diperalat saja oleh orang – orang Indonesia itu. Begitu mereka sudah merdeka, Anda pasti akan mereka lupakan. …..”

Kata– kata ini diucapkan oleh salah satu pengusaha Belanda yang mencoba membujuk supaya K’tut Tanri menghentikan kampanye Indonesia-nya di Australia sembari menawarkan 100.000 gulden ……… Setelah membaca buku ini perasaan saya kog agak nelangsa…….!!!!, Sepertinya setelah bertahun–tahun kata–kata tersebut di atas menjadi kenyataan, banyak dari kita yang sepertinya tidak tahu siapa dan bagaimana peran K’tut Tantri dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini…!! Seingat saya-pun di pelajaran sejarah masa sekolah dulu nama ini sama sekali tidak pernah disebut…!!!

Pada akhirnya sejarah mencatat bahwa hari-hari berikutnya K’tut Tanri seperti yang belakangan dikatakan oleh Soekarno ’lebih Indonesia dibanding Inggris atau Amerika”. Membaca apa yang dia lakukan kita seolah nyaris tidak percaya bahwa dia bukan orang Indonesia… Pada waktu itu lewat siaran radionya pihak Belanda bahkan menawarkan 50.000 gulden bagi yang bisa menyerahkan K’tut Tanri. Periode ini juga mencatat bagaimana peran dia dari hari-hari disekitar pertempuran heroik Surabaya sampai peran dia di pusat republik waktu itu Yokya, dan persahabatan erat dia dengan bebeberapa pemimpin waktu itu. Buku ini bukan sebuah otobiografi dari perempuan super karena dalam beberapa kesempatan K’tut sendiri menuliskan ketakutannya ketika harus melakukan beberapa aksi intelejen, ataupun ketika menerobos blokade Belanda dengan berlayar dari Tegal ke
Singapura sampai gerakan yang dia lakukan di Australia.

Menurut saya buku ini cukup berharga sebagai sebuah dokumentasi sejarah, banyak hal yang tidak kita temui di dalam versi sejarah resmi kita. Lewat buku ini kita bisa merenung bahwa diatas sekat–sekat ”nasionalisme” ternyata ada nasionalisme yang lebih tinggi yaitu humanisme. Kisah K’tut Tantri menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa ini dahulu diperjuangkan dan didukung oleh banyak orang , … yang melihat kemanusiaan melebihi dari
yang lain, kemanusiaan yang bisa melampaui dinding etnis, keyakinan ataupun budaya bahkan kebangsaan. Ditengah situasi polarisasi dan pengkotakan pada saat ini, kisah K’Tut Tantri bisa membuat kita kembali
merenung tentang bagaimana bangsa ini dulu dibangun dan dipertahankan. K’tut Tantri meninggal pada 27 Juli 1997 di Sidney, Australia dengan perasaan cinta kepada Indonesia tidak pernah luntur. Peti matinya dihiasi bendera Indonesia dengan aksen Bali kuning dan putih. Seperti permintaanya, jasadnya diperabukan. Abu jenazahnya disebarkan di Pantai Bali. Sementara harta peninggalannya disumbangkan ke anak-anak Bali yang kurang mampu.

Dari cerita diatas, kita melihat betapa aspek kemanusian telah menembus lintas agama, budaya dan bangsa tanpa harus adanya prasangka. Namun Ternyata Humanisme telah tergerus..menjadi prasangka curiga,
yang mencapur adukan suku, ras, agama, sosial, yah semuanya….sehingga menjadikan bangsa ini tak berkarakter…dan munculah sebuah keapatisan terhadap negara yang berujung larut dalam prasangka humanisme karena emosi…..Korupsi, penyelewengan, penyalahgunaan wewenagan,Anarkis dll, merupakan tindakan
yang diatur dan dilarang dalam hukum setiap agama, budaya dan adat dan Hukum Negara di Negeri
Indonesia , Namun itu semua akan menjadi dongeng untung anak cucuk kita…..Bila bangsa ini tak bisa memahami sisi humanisme. humanisme dan idealisme kalo berbenturan ama materialisme jadinya kalah. Atau
memang manusia skrg harus tanpa hati??

Kita seharusnya jangan membiarkan sisi humanisme sebagai pencipta seni tergerus dengan emosi. Kalau ini dibiarkan berlarut larut akan mempengaruhi daya cipta kita. Tumpul, kering dan menjadi tidak peduli.

Sehingga kita akan menjadi apatis seperti yang dialami Ktut Tantri, ketika paradise itu telah berubah menjadi ladang pembantaian, kakak ‘ angkatnya ‘ di puri kerajaan yang dibunuh bangsanya sendiri, tentara tentara yang mencuri uang hasil penjualan gula republik, sampai konspirasi untuk menjual bangsanya. Hampir saja dia tidak percaya lagi dengan sisi humanisme seorang manusia, sampai ketika ia tiba kembali di pelabuhan Boston, setelah hampir 20 tahun meninggalkan Amerika. Dalam malam Natal yang dingin dan sepi itu, ia hampir menangis karena tidak memiliki uang sepeserpun untuk kembali ke rumah orangtuanya. Dan tiba tiba saja ada seorang pemuda Indonesia keturunan tionghoa yang hendak belajar di Amerika, datang memberikan uang secukupnya. Dan ternyata humanisme itu masih ada. Mudah mudahan kitapun masih percaya. Semoga saja ! Dirangkum Dari Berbagai Sumber (JR/LenteraMerah)
Lentera Merah My web Lenteramerah https://pojoklenteramerah.blogspot.co.id/