Thursday, November 10, 2016

Selamat hari PAHLAWAN, Mampukah Kita Siap Menghadapi Perang Senyap "Perang Candu" Bukan Angkat Senjata Lagi !

Sebuah sejarah kelam bagi para pemenang perang dunia ke II dimana serdadu Inggris kalah telak oleh pemuda sipil dan militer arek surabaya.

Ada satu tokoh yang menurut saya banyak mengungkap tabir kelam sejarah khususnya aksi 10 November 1945, yaitu Jenderal Hario kecik yang memiliki nama asli Suhario Padmodiwirjo , beliau adalah pelaku dan saksi sejarah pertempuran surabaya  Oktober-Nopember ’45. Pendiri  Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR), cikal bakal polisi militer sekarang.

Saat pertempuran terjadi, calon dokter ini membentuk Saat Corps Mahasiswa Djawa Timur (CMDT). Dia dipercaya menjadi Komandan yang memimpin daerah operasi sekitar Kawi, Malang Selatan,

Dalam perjalanan karier militernya, Hario kecik dipercaya mengemban tugas sebagai unit inteljen oleh orang nomer dua di tubuh TKR yaitu jenderal Oerip, dengan di bawah pengawasan tokoh intelejen yang juga salah satu pendiri cikal bakal BIN yaitu letkol Lubis

Sejumlah pendidikan militer pun pernah diikutinya. Sejarah mencatat, dia sempat dikirim ke sekolah militer di Amerika dan menjadi lulusan terbaik sekaligus penembak termahir di Fort Benning, Georgia, AS, pada 1956.
Pemakaman Jenderal Hario Kecik di TMP Surabaya

Hario juga menjadi satu-satunya perwira militer dari Indonesia yang memiliki pengalaman pendidikan di College Suvorov, Moskow, pada 1965. Atas prestasi itu, Hario sempat menjadi prajurit kesayangan Presiden Soekarno.

Karir militer Hario pun melesat sampai dia berhasil meraih pangkat mayor jenderal dengan jabatan terakhir Pangdam IX/Mulawarman di Kalimantan pada 1959–1965. Sayang, kecemerlangan Hario tersebut lenyap begitu saja ketika pulang dari sekolah di soviet dan dia dituduh rezim Soeharto terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI)saat itu.




Dalam catatan beliau yang di tulis dalam buku pemikiran militer 1 dan 2 serta buku terakhirnya dari bung karno hingga Jokowi, semua sudah saya baca, yang menarik ketika paparan Panglima TNI JenderalG, dalam acara ILC (8/10/16) di sebut soal perang Candu, dan upaya perang ini juga pernah dilakukan oleh TKR saat itu, dan menariknya paparan jenderalG menerangkan soal ancaman perang yang senyap dengan merusak para pemuda negeri ini, sedikit penulis mencari sejarah perang candu, bahwa Istilah Perang Candu dikenal orang, tatkala timbul pertempuran sengit di Cina melawan penjajah di negerinya.
Paparan Panglima TNI Jenderal Gatot. N dalam acara ILC (8/10/16)
Ya, banyak literatur mengatakan bahwa Perang Candu I (1839-1842) adalah peperangan antara Cina versus Britania Raya atau Inggris. Penyulut konflik ialah maraknya opium yang dibawa pedagang Inggris ke Cina, sementara di bawah kekuasaan Dinasti Qing, ia tengah keras menerapkan aturan tentang obat-obatan. Sedangkan Perang Candu II (1856-1860) tak hanya bertempur melawan Inggris tapi Prancis pun terlibat. Menurut beberapa catatan, substansi kedua perang di atas sesungguhnya bukan menjadikan Cina sebagai jajahan, akan tetapi lebih kepada kepentingan perdagangan Barat sekaligus melemahkan daya juang rakyat.

Tidak sedikit nama atau istilah daripada perang tersebut, artinya tak hanya Perang Candu yang sudah populer dimana-mana, namun sering pula disebut Perang Panah, Perang Opium, Perang Cina-Anglo, atau bahkan dinamai sebagai “Pemberontakan Boxer”.

Mengutip Pemikiran militer Hario Kecik bahwa  permasaahan kita sejak merdeka masih muter-muter saja, Hario kecik mengatakan
" Kelambu tebal yang memisahkan mereka yang terdidik dalam sistem pendidikan sipil maupun militer kolonial adalah sumber malapetaka yang meledak di Madiun tahun 1948 dan seluruh akibatnya masih tetap terbawa sampai dengan hari ini [tahun 2012]. Masalah seperti itu tak sekedar soal “rivalisme” yang tak lain adalah soal ambisi “wille zur Macht” [nafsu berkuasa], tetapi jauh lebih mendalam dari sekedar gejala jiwa. Hal semacam itu adalah sebuah penyakit struktural yang amat sangat sulit untuk disembuhkan dan sesungguhnya tak lain adalah bentuk “Kristal” dari rasa rendah diri seorang inlander! Sementara gelora revolusi arek adalah sebuah ledakan dari rasa sakit tertindas yang meluap dan ketika pada titik tertentu menemukan puncak kemenangan dalam medan pertempuran  -inilah soal die Gewalt-, maka perang adalah satu-satunya hubungan dengan bekas tuan penjajah. Masalah Negara adalah soal kedaulatan dan etos baru orang “mardika..!”

Pada titik  itu menjadi mudah untuk dimengerti mengapa CI (Counter Intelejen) untuk pejuang arek adalah soal kelanjutan revolusi, tapi untuk para ambtenaar politik yang baru -sipil atau militer- dinas intelijen adalah sekedar salah satu wadah untuk duduk berkuasa, dan CI arek cukup dibiayai dengan “candu” alias barang haram.

Disebutkan dalam buku pemikiran Militer I bahwa tak hanya merebut secara paksa para prajurit TKR mendapatkan senjata, namun juga membeli dari para serdadu belanda yang di tahan oleh jepang dimana gudang-gudang persembunyian senjata belanda berada, bahkan juga pertukaran senjata dengan candu di dapat dari para serdadu jepang juga dilakukan.

Sebelum di panggil sang kuasa, buku terakhir Hario kecik dari pandangan militer dan Inteljen yang berjudul dari Soekarno ke Jokowi  di sebutkan bahwa “ Kalangan intelijen asing sudah memprediksi Indonesia bakal menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia baru setelah Cina dan india.

Tapi, mungkinkah agen intelijen asing berkedok sebagai pengedar atau pemasok narkoba sebagai kegiatan tersamar untuk sebuah misi rahasia yang tentunya dilakukan melalui sebuah operasi intelijen?
Terlepas apa misi rahasia dan tujuan operasi intelijen berkedok sebagai penjahat narkoba, saya teringat ucapan almarhum Jenderal Hario Kecik. Beliau berkata :
"Dan saya juga tidak akan lupa, bahwa kolonialis Belanda dan Inggris masih membina keturunan kader Van Mook dari Angkatan 1947 yang pada saat ini pasti ada dalam jumlah yang cukup besar. Mereka itu malahan berada di lapisan atas masyarakat kita. Mungkin bahkan mereka berada di dalam kelompok pengedar besar Narkoba (Mayor Jenderal purnawirawan Hario Kecik)."
Mungkin tidak mungkin bisa tidak bisa, bahwa perang candu sudah terjadi di indonesia ? terbukti para bandar sudah bisa masuk ke dalam tubuh TNI, Polri dan para pemuda Indonesia. Selamat Hari Pahlawan, bukan soal angkat senjata namun yang terpenting NKRI harga mati !

No comments:

Post a Comment

Lentera Merah My web Lenteramerah https://pojoklenteramerah.blogspot.co.id/