#KodeSandi #CuacaBuruk cara jitu menurunkan Pengungsi.
6 tahun Lalu Erupsi merapi terdasyat di sepanjang sejarahnya yang terakhir paling dasyat dalam catatan sejarah hanya pernah terjadi pada 1822 saat meletus perang Diponegoro.
Ada banyak pelajaran yang bisa di petik ......
Letusan di mulai sejak 26-10-2010 yang meluluh lantakan rumah sang kuncen hingga letusan tepat 5-11-2010 pada tengah malam yang menerjang desa-desa dengan radius hampir 20 km dari titik puncak.
di merapi kita di pertemuan dan menjadi catatan kisah memanusiakan manusia dan memanusiakan satwa, Merapi tak pernah ingkar janji.
Terimakasih untuk semua #Relawan
Berikut sebuah catatan sejarah soal Merapi
Letusan Gunung Merapi hampir serupa kejadiannya dengan letusan yang terjadi tahun 1822. Babad Ngayogyakarta mengisahkannya dalam keindahan tembang sinom. Diceritakan , letusan Merapi selama tiga bulan diikuti letusan di Gunung Bromo, Kelud, Slamet, dan Guntur.


Letusan kala itu dirasakan penduduk Pulau Jawa karena kerasnya suara letusan dan panasnya lelehan lava. Kisah letusan Gunung Merapi tercatat dalam tiga bait naskah Babad Ngayogyakarta koleksi Museum Sonobudoyo, yang saat ini diteliti peneliti di Perpustakaan Pura Pakualaman.
Peneliti di Perpustakaan Pura Pakualaman, Rahmat, mengatakan, Babad Ngayogyakarta mengemas sejarah dalam bentuk sastra dari masa kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono II hingga HB V. Cerita sisipan tentang letusan Gunung Merapi yang digambarkan sangat mengerikan itu terjadi pada masa pemerintahan HB IV.

Sebelumnya, Raja Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X juga sempat menyinggung erupsi Gunung Merapi di tahun 1822. Menurut Sultan, tipe letusan eksplosif Gunung Merapi saat ini serupa dengan peristiwa sebelum Perang Diponegoro itu. ”Letusannya sama sekali beda dengan yang diingat masyarakat sehingga tidak dipahami,” kata Sultan.

Catatan ilmiah

Beberapa letusan bahkan disebutkan sangat menakutkan. Ketika Gunung Merapi bergemuruh, batu-batu terlempar ke udara.
Pada 29 Desember 1822 dicatat, api dari Gunung Merapi terlihat menutupi separuh bagian dari Gunung Merapi. Journal of Volcanology and Geothermal Research menyebutkan, erupsi berakhir pada 10 Januari 1823 setelah menghancurkan delapan desa.
