Credit
union, sebuah lembaga keuangan yang seperti bank, seharusnya negara
membangun hal seperti ini di sentra sentra pertanian, di sentra sentra
produksi, dan lembaga pendidikan mendidik lulusan sarjananya untuk
membuat CU sebagai mimpi membangun desa.
Ekspedisi Indonesia Biru added 6 new photos.
ANTI-BANK.
Ini bukan rumah adat biasa atau lumbung padi. Ini adalah pusat gerakan
keuangan alternatif masyarakat Dayak di pedalaman Ketapang, Kalimantan
Barat.Inilah Credit Union Gemalaq Kemisiq, salah satu dari 21 Credit Union yang ada di Kalimantan Barat.
Apa
yang membedakan dengan CU-CU lain yang bila digabung asetnya mencapai
Rp8 triliun dan anggotanya tembus satu juta orang, atau seperlima dari
penduduk Kalbar?
CU ini memberikan semua alasan mengapa anggotanya tidak perlu berurusan dengan sistem perbankan umum.
Pertama,
untuk menjadi anggota atau penabung, Anda tidak perlu memiliki uang
tunai dahulu. Masyarakat bisa meminjam uang di CU dan lalu memasukkannya
sebagai tabungan. Bunga pinjamannya lebih kecil dari bunga tabungan.
"Orang miskin kalau diajak menabung tunai, mana pernah bisa," ujar Muliadi Bidau, yang sudah 16 tahun menjadi aktivis CU.
Jadi
dengan sadar, CU ini memilih "negative spread" di saat prinsip bisnis
bank justru mengambil untung dari selisih bunga pinjaman dan bunga
tabungan.
Lalu dari mana CU menutup selisih bunga pinjaman yang lebih kecil dari bunga tabungan?
"Manajemen waktu dan solidaritas anggota. Karena itu, kami menanamkan nilai bahwa uang bukan tujuan dalam ber-CU."
Kalau bukan tujuan, lantas apa?
Kedua,
tidak semua pinjaman dimintakan jaminan atau kolateral. Bila rekam
jejak Anda sebagai anggota cukup baik, dan jumlah pinjaman tidak terlalu
jauh selisihnya dengan tabungan, Anda bisa meminjam tanpa menjaminkan
aset.
"Ada
anggota yang karena pinjamannya besar (Rp 200 juta), terpaksa kami
minta jaminan (rumah) untuk melindungi tabungan anggota yang lain. Lalu
kreditnya macet karena usahanya menurun. Padahal selama ini ia dikenal
bereputasi baik. Lalu terpaksa kami sita, tapi karena harga pasar
rumahnya lebih tinggi dari pinjaman, kami kembalikan sisanya (Rp60
juta). Dengan itu, dia bisa membuka usaha baru, dan sekarang sudah
meminjam lagi, dan kami beri," rinci Muliadi.
Bagi
CU ini, sambung Muliadi lagi, "semata-mata menyita aset tanpa memberi
kesempatan kedua, justru membunuh ekonomi anggota. Dan ini bertentangan
dengan filosofi dan semangat CU. Bukankah kita hadir untuk menolong?
Kalau kita sita rumah atau lahannya, lalu bagaimana mereka bangkit?"
Ketiga,
meski butuh perputaran aset kredit, CU ini membuat daftar usaha yang
tak layak dibantu (negative list), dan itu tertulis dalam AD/ART CU
Gemalaq Kemisiq.
Jenis-jenis
usaha yang masuk negative list adalah pertambangan, kelapa sawit,
tempat hiburan, dan usaha-usaha lain yang melanggar hak asasi manusia.
"Usaha
yang kita bantu adalah usaha yang mendukung pelestarian alam. Karet
kami bantu karena tanaman ini bisa tumpang sari (tanaman lain bisa ikut
tumbuh). Sawit tidak. Dia cenderung merusak. Begitu juga dengan tempat
hiburan, karena dari sini lah, lewat minuman keras, masyarakat biasanya
berubah gaya hidupnya, dan untuk mengongkosi itu, mereka sering melepas
tanah ke perusahaan. Dan ini pemiskinan," tandas Muliadi yang asli
Dayak.
Dengan
prinsip ini, CU Gemalaq Kemisiq yang berdiri sejak 1999, justru
memiliki 15.000 anggota dengan sembilan cabang (Tempat Pelayanan) dan 50
orang aktivis.
"Staf
kami bukan pekerja sektor keuangan. Mereka adalah aktivis gerakan
sosial," kata John Bamba, tokoh yang menginisiasi CU ini dengan filosofi
kebutuhan dan siklus hidup petani.
Sistem
dan manajemen keuangan dipadu dengan "indoktrinasi" nilai-nilai
solidaritas sosial dan ketahanan ekonomi berbasis sumber daya alam
terhadap anggota.
Bila ada anggota yang tidak aktif, CU mengundang dan memotivasi mereka. Hal yang tidak akan pernah dilakukan bank.
Dan
di atas itu semua, hubungan CU dan anggotanya bukan hubungan teller dan
nasabah, melainkan hubungan kepemilikan. Semua sisa hasil usaha, pada
akhirnya akan dikembalikan kepada anggota, dan mereka lah pemegang
kedaulatan tertinggi lewat forum Rapat Anggota Tahunan.
Inilah
sistem keuangan alternatif yang hendak mengembalikan hakikat Credit
Union di Kalimantan Barat, yang sebagian besar dianggap mulai terjebak
menjadi bank-bank baru.
Dan gerakan ini dimulai dari pedalaman.
No comments:
Post a Comment