Saturday, October 15, 2016

POLITIK DAN JURNALIS, Sebuah Intropeksi


Kami tak boleh berurusan dengan kebohongan. Jurnalisme, sebuah bisnis yang ganjil di dunia.
Orang memercayai kami, apa yang disampaikan seorang reporter, dan kami mempertaruhkan kredibilitas untuk bisa tetap dipercaya.
Seorang kawan berkata, “Anda boleh menjadi seorang pemabuk, seorang alim, atau bahkan seorang tak beragama, sepanjang Anda tak berbohong dan memanipulasi fakta-fakta.” Sekali kami memainkan fakta-fakta, kami sudah selesai dalam bisnis ini.
Mungkin dari sini, para jurnalis selalu meletakkan diri mereka dalam posisi berhadapan dan skeptis dengan kaum politisi. Politik berurusan dengan kekuasaan, dan sesuatu yang etik tak selamanya hadir di sini. Kekuasaan sering tergoda untuk menempuh ketidakjujuran sebagai jalur cepat. Kekuasaan tak jarang pula menampik Kebenaran (dengan ‘k’ kapital).
Redaktur The Washington Post Benjamin C. Bradlee mengingatkan para wartawan, bahwa akrab dengan pejabat pemerintah sama dengan membuat ‘#perjanjiandenganiblis’. Namun, Bradlee sendiri teman dekat John F. Kennedy, sejak sang presiden menjadi senator muda yang ambisius.
Lentera Merah My web Lenteramerah https://pojoklenteramerah.blogspot.co.id/