Dalam sebuah rapat seorang pemimpin mengajarkan ilmu yang buat saya memberikan pencerahan, dia berpesan yang buat peserta rapat memahami sejatinya fungsi kerja dan tupoksi, mengajarkan untuk bersama merendahkan raga dan jiwa dalam dalam mencari solusi. Pesannya :
"Keunggulan tertinggi adalah kemampuan meraih kesuksesan tanpa harus mengorbankan atau menyakiti. Pemimpin hebat adalah yang mampu menekan pihak-pihak yang berseteru untuk sepakat tanpa ada perlawanan." Sun Tzu dalam buku Sun Zi Bifang(The art of war)
Dari penggalan tersebut, secara filsafat jawa ada ajaran yang harus di pahami untuk menjadi pemimpin, " Nglurug tanpa bala, Menang tanpa ngasorake"
Dimana ngulurug tanpa bala di artikan berani untuk beraksi walaupun terkadang tinggal kita sendiri. Sikap ini adalah mencontoh sikap kesatria, yang mana bukanlah orang yang mudah untuk terhasut, ikut-ikutan, tetapi lebih cenderung kepada orang yang berani maju, berani meghadapi masalah, berani untuk bertanggung jawab, walaupun yang lainnya mundur / lari dari masalah tersebut.
Sedangkan Menang tanpa ngasorake Ungkapan Jawa menang tanpa ngasorake tersebut memiliki arti bahwa tujuan pencapaian kita yang kita harapkan, kemenangan yang kita inginkan, haruslah tanpa merendahkan orang lain. Secara modern filosopi ungkapan ini sama dengan ' win win solution ', yang memiliki arti semua pihak yang berselisih paham memiliki hasil yang menguntungkan untuk semuanya
Filosofi yang sangat mendasar, yang akan membuat hidup kita menjadi kehidupan yang lebih indah, tanpa merendahkan orang lain, kehidupan yang di isi dengan sikap-sikap kesatria, kehidupan yang jauh dari keserakahan.( Materi Lakma - Latihan Manajemen kepemimpinan ala Mapala )