Friday, August 26, 2016

Macik-Macik #KODE 86 Jangkrik Bos

"Jangkrik Boss" adalah cuplikan dialog dari film CHIP WARKOP DKI tahun 1982 – Dono Kasino Indro.

Diceritakan di situ, ketika mengejar penjahat, secara tidak sengaja Kasino memergoki sang bos berpacaran di hutan kota.

Setiap kali Kasino menyahut “Jangkrik bos…!!!” di depan sang bos, sang bos pasti memberi uang tutup mulut agar Kasino tidak membuka rahasia si bos.

#JangkrikBos adalah sebuah kode yang menyindir 'ringan tapi berat' untuk kondisi kekuasaan yang sudah rusak karena #SalingKunciDosa.

Penggunaan Kode atau sandi biasanya di gunakan dalam militer untuk penyamaran, Kode adalah tanda yang disepakati untuk maksud tertentu. Kode dibuat untuk menyimpan rahasia. Bahasa yang semula dapat dipahami awam, diganti dengan kode-kode tertentu, yang hanya dimengerti oleh anggota. Layaknya seorang marinir di medan perang, kode mengomando pergerakan anak buahnya, demi kesuksesan sebuah misi. Kode digunakan agar suatu pesan tak terbaca oleh musuh.

Dalam urusan 86 bahwa seni Komunikasi menggunakan kode sudah biasa apalagi untuk pemulusan delik korupsi, entah pesan singkat (sms), ataupun percakapan di telepon, menggunakan sandi. Peristilahan yang semula awam, diganti dengan bahasa yang tak lazim. Tujuannya jelas agar delik korupsi tak mudah terendus.

Dalam kasus Nazarudin dimana kode sandi yang di pakai dalam urusan Korupsi menggunakan istilah "Apel Malang", "Apel Washington", atau "Semangka". Kata-kata tersebut makin akrab karena menjadi istilah kode atau sandi terkait prilaku korupsi.Istilah tersebut mengarah kepada uang, semangka rupiah, apel rupiah, Washington dolar AS, pelumas rupiah.

Lain halnya kasus suap terkait pembahasan APBD Kota Semarang tahun 2012, muncul istilah baru yaitu "susu kaleng", "nyam-nyam", dan "luwak" yang digunakan saat membahas suap untuk anggota dewan. Maksudnya (luwak) adalah anggota dewan yang nakal Sedangkan istilah nyam-nyam untuk menjelaskan soal jatah duit untuk anggota DPRD

Permainan bahasa (language game) koruptor ini mengarah pada kesan yang lebih halus, terpilih, dan penuh teka-teki. Selain membuat mereka lebih nyaman. Setidaknya membuat “penikmatnya” menduga-duga, menerka-nerka. Kata-kata yang awalnya “tabu” juga menjadi lebih permisif karena permainan bahasa.

Kode-kode yang dipakai koruptor menarik untuk terus dilihat dan dinanti kelanjutannya. Pembaca, pendengar, ataupun pemirsa dibuat penasaran, kagum, tapi juga jijik dan marah dengan kelanjutan narasi koruptor yang sudah dan nampaknya akan terus berlanjut.

Lalu apa istilah macik-macik, istilah ini sebenarnya berasal dari serapan bahasa Ingris dengan kata dasar mancis atau disebut korek api, istilah mancis yang kemudian menjadi mancik dalam pelafalan orang Bengkulu dan ini tak asing terdengar di kalangan dewan yang intinya 86, dimana maknanya adalah sebelum memutuskan sesuatu ada negiosasi tertutup yang butuh korek api agar tidak di ketahui orang, atau sering juga orang menyebut ado mancik-manciknya dak? maksunya adalah ada jatah premannya gak ?atau bisa juga kode untuk kesepakatan sebelum mengabil keputusan dalam forum. #MDRCCT

Lentera Merah My web Lenteramerah https://pojoklenteramerah.blogspot.co.id/