Karl max dalam pruitt (1986) bahwa konflik adalah bagian yang terelakan dari sebuah masyarakat, sementara engel (2005) mengatakan bahwa konflik pada kawasan hutan dapat diselesaikan dengan cara negoisasi.
Jika konflik manusia dengan isi hutan (harimau) yang terjadi saat ini adalah sebuah permasalahan yang mendasar atas hal kepemilikan areal, dimana manusia merampas hak-hak sang raja rimba, perambahan membuka hutan untuk kebun, merupakan perampasan hak habitat yang tak pernah dipikirkan manusia bahkan negara.
Jika hari ini, atau esok hari mereka (harimau) menuntut haknya atas homerange tempat menjelajahnya. Manusia pun merugi, tak dapat menyambung hidup karena tak dapat mendodos sawit, menyadap karet, memanen kopi,di areal yang dirampas atas kepemilikan sang raja rimba. Maka teori Mark berlaku, Ketika terjadi konflik siapa yang kuat itulah yang berkuasa. Desa pun mencekam .... dan manusia pun menjadi santapan sang raja rimba, itulah yang dinamakan imbalan atas pesan gusti allah :
"janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar."
Jika konflik manusia dengan isi hutan (harimau) yang terjadi saat ini adalah sebuah permasalahan yang mendasar atas hal kepemilikan areal, dimana manusia merampas hak-hak sang raja rimba, perambahan membuka hutan untuk kebun, merupakan perampasan hak habitat yang tak pernah dipikirkan manusia bahkan negara.
Jika hari ini, atau esok hari mereka (harimau) menuntut haknya atas homerange tempat menjelajahnya. Manusia pun merugi, tak dapat menyambung hidup karena tak dapat mendodos sawit, menyadap karet, memanen kopi,di areal yang dirampas atas kepemilikan sang raja rimba. Maka teori Mark berlaku, Ketika terjadi konflik siapa yang kuat itulah yang berkuasa. Desa pun mencekam .... dan manusia pun menjadi santapan sang raja rimba, itulah yang dinamakan imbalan atas pesan gusti allah :
"janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar."